11.12.11

Dunia abstrak : catatan pertama

Aku ingin mengabarkan ini kepada jiwa yang khawatir ketika aku ragu. dia yang berusaha meyakinkan bahwa kita harus sama-sama belajar, mengerti dan memahami. bahwa ada keputusan yang akan dijaga hingga ijab benar-benar terkabul.

Aku menyayangimu dengan sederhana, sesederhana do'a-do'a penuh harap yang kusematkan dipucuk sholat yang ku tunai : yang terbaik bagimu, yang terbaik bagiku, semoga itu kita.

Aku menyayangimu seperti adanya. Karena perasaan ini tidak akan mengubah kondisi apapun dari kita kecuali seperti ada bunga yang merekah dalam hati kita dan disiram dengan baik tiap saat kita bertemu. Perlu kau ketahui semestaku tidak pernah berubah ketika mengenalmu, temanku masih sama sebelum dan setelah mengenalmu, makanan favorit juga masih sama (meskipun sebenarnya tidak ada), caraku berbicara dan bersikap juga masih sama seperti sebelum mengenalmu. Bukankah kita sama-sama sedang belajar saling memahami dan mengerti? Aku mengerti dirimu, kau mengerti diriku, dan semesta kita masing-masing. << baris ini untuk yang pernah protes ketika saya merindukan orang lain bukan dia.

Ada lagi yang ingin kukabarkan, tapi nanti jika ijab benar-benar terkabul. Karena sudah pernah kubilang, aku takut menyesal, dan menyesal selalu dibelakang. Aku bahagia hari ini, entah hari esok.

~ suatu saat di bulan September

6.10.11

I miss the good times, buddy.


Rasanya luar biasa mengingat begitu banyak kenangan yang tertumpuk di ruang memori ini tentang kita, cerita-cerita kita, mimpi-mimpi kita, bahkan pertengkarang kecil atau rasa tidak enak. Baru saja kusadari bahwa kebersamaan selama 3 atau 4 tahun telah berlalu begitu saja dan hanya meninggalkan kenangan. Dalam sendiri aku pernah berkhayal suatu hari nanti kita akan menghidupkan mimpi kita, kita mungkin beneran akan ketemu di suatu tempat di Paris. Kalian ingat pembicaraan konyol kita di warung Pizza malam itu? Nia ingin menetap di Inggris, aku tetap ingin berada di Jerman, kamu di Belanda, dan kita bertemu di Paris, Perancis. Ah indah sekali. Aku sering berkhayal kita benar-benar bisa bertemu disana dalam suasana summer atau autumn yang indah. Seperti yang dikisahkan di novel-novel. Fiksi memang terlalu banyak ikut campur dalam urusan khayalan, dan kali ini aku tahu buku-buku dirak lemari itu terkadang berbahaya.

Lalu dimana kita saat ini? kawan saat ini kita mungkin sedang sibuk dengan dunia kita masing-masing. Aku sibuk menemukan tambatan pikiran yang pas, kamu sibuk menjalani rutinitas pekerjaan yang terkadang terpaksa untuk dipenuhi, dia sibuk dengan aktivitasnya sendiri. Kita sibuk sendiri, you know?

Lalu bagaimana kabarnya pesan bertumpuk-tumpuk di folder pesan Facebook tentang mimpi kita bermain-main di Karimun Jawa? atau mengunjungi Kepulauan Seribu? atau apalah, yang penting adalah bertemu kalian! Tidak ada esensi yang lebih penting dari ini : menghabiskan waktu bersama kalian, dan memupuk kenangan indah untuk kembali bermimpi kapan kita akan bertemu lagi. Aku menemukan diriku yang telah lama hilang ketika bertemu kalian dan merencanakan sesuatu yang indah bersama. Karena khayalan kita tak dibatasi oleh apapun, kita bercerita berangan dan saling terhubung dengan sendirinya. Itu yang tidak pernah kutemukan dari watak-watak realism yang kutemui lebih sering belakangan ini. Aku merindukan kabel-kabel kimia penghubung pikiran kita, aku rindu membangkitkan imajinasi ini, aku rindu menulis lagi, ya kalian bagian dari inspirasi.

Tidak ada yang lebih ingin kukatakan saat ini selain aku memang sangat merindukan waktu-waktu terbaik kita. Bepergian kemana saja dengan berjalan kaki, menikmati hampir seluruh malam dengan bercerita, lagu-lagu favorit yang sama, kegemaran mengganggu yang konyol, atau meneriaki orang yang lewat, dan paling labil adalah berfoto dihampir setiap spot yang kita lalui.

Wish I could turned back the time, berharap mesin waktu benar-benar pernah diciptakan. Karena pada akhirnya, yang tersisa untuk kita miliki hanyalah kenangan.



23.8.10

it ain't easy to feel this way.
our possibilities are all up to time.
I wont deny my lost.
when you vanish all away.

I've kept one thing in mind, since our last texting time. U've had it all settled, and saying sorry for keep up ur hope to turned real. I wont mind all that, only if we'll stand at the same ground, without any of pretense.

Well, I hope you fine.