9.12.08

Review Buku dan Kesal

Novel Paulo Cuelho - Veronika Memutuskan Mati udah kelar, masi ada dua buku lagi si yang masi segelan. Huh, akhirnya kelar juga baca novelnya, 2 minggu-lama banget baca novel 200halaman. However, agak dongkol siyh secara ada beberapa halaman buku yang ilang. Dari halaman 137-152 (16 halaman). Yang benar sajah, aku udah ngirim imel komplain ke penerbit yang bersangkutan. Hak konsumen nih!!

Ngereview sedikit ttg buku ini :
Novel ini bercerita tentang pencarian makna hidup dalam masyarakat yang terbelenggu rutinitas tanpa jiwa dan takluk terhadap tekanan sosial. Bapak penulis (favorit saya) mengisahkan individu-individu yang terlempar ke rumahsakit jiwa karena hasrat, impian, dan sikap hidup mereka berbeda dengan yang dianggap normal oleh masyarakat.

Sesuatu yang dianggap normal inilah yang disebut "realitas", apa saja yang dibenarkan oleh umum. seperti tukang ketik yang menerima papan ketik QWERTY (disebut dari susunan hurup2 awal papan ketik) sebagai satu2nya urutan abjad yang benar, dan berpikir bahwa penemu susunan abjad itu membuwat susunan seperti itu untuk mempercepat proses mengetik, nyatanya tidak juga. Atau mengapa jarum jam bergerak ke arah tertentu, bukan sebaliknya? pernahkah ada yang berpikir demikian. Coba saja, buwat sebuah papan ketik (misalnya) dengan urutan abjad yang benar (ABCDEFG...) dan hal itu mungkin bisa mempercepat proses mengetik, percayalah, tidak akan laku, bahkan kamu bisa dianggap "gila". Itulah realitas. Masyarakat yang selalu memaksakan perilaku kolektif. Padahal semua orang punya keunikan, dengan kualitas, naluri, serta hasrat bertualang masing-masing. Tapi coba saja berpikir sesuatu yang berbeda, kamu akan dianggap gila. Apalagi bertindak untuk mewujudkan pikiran-pikiran itu, menurutku itu hal luar biasa.

Tuntutan kepada manusia atau individu tentang percaya pada kebenaran realitas dan keinginan untuk tidak dicap sebagai "orang gila" lah yang menuntun seseorang untuk bertindak / melakukan sesuatu seperti orang lain. Padahal itu fatal. Menurut sebuah sumber, hal itu akan menyebabkan neurosis, psikosis, dan paranoia (aku bahkan tidak paham jenis kata2 itu). hal tersebut merupakan distorsi alam, melawan hukum Tuhan, sebab tidak ada sehelai daunpun di dunia ini yang diciptakan sama.
Bentuk riil dari berusaha melakukan sesuatu seperti orang lain itu dapat berupa topeng, topeng dari sebuah pribadi yang berbeda. Menggunakan topeng dengan wajah manis, terlihat damai, menikmati aktivitas, dan sebagainya, padahal jiwanya menangis. Itu yang kebanyakan terbentuk pada jiwa seseorang.
(Akhirnya saya paham mengapa cover buku dibuwat dengan gambar seperti itu).

Aku mungkin akan berpikir aku salah satu dari banyak orang gila, yang terkadang berpikir dan bertindak diluar persepsi dan pandangan masyarakat umum. Jika orang gila selalu mengatakan "jangan masukkan aku ke RSJ, aku tidak gila!!" dikatakan lumrah karena tidak ada satupun orang gila yang mengatakan dirinya memang gila, maka saya akan mengatakan "saya gila" dan sebaliknya, saya memang tidak gila dan untuk itu tidak dimasukkan ke RSJ. haha..

Ada satu lagi hal yang diungkap di buku ini, cinta. Bahasan yang tidak pernah mati. Klasik saja, cinta seorang pemuda yang divonis mengidap skizofren akhirnya mampu menyadarkan dirinya bahwa dia bukan orang gila, dan akhirnya memutuskan untuk keluar dari RSJ bersama orang yang dicintainya, dia bahkan mampu berpikir sesuatu agar bisa makan enak direstoran mahal, meminum anggur termahal tanpa perlu membayar apa-apa. Dia cukup waras bukan??

Paling tidak, aku paham bahwa siapapun berhak memiliki cinta dan cinta datang begitu saja kapan saja, bahkan kepada orang yang dianggap gila-yang dianggap mati rasa.

Yap. Itulah sedikit review tentang buku ini, yang saya sukai dari tulisan bapak ini adalah penggunaan kata yang sederhana, to the point, dan tidak terlalu banyak adjective clause yang menyulitkan aku memahami sebuah tulisan dalam bahasa inggris. Jika ada yang bertanya apa hubungannya, hubungannya adalah jika sebuah kalimat pokok dibuntuti oleh terlalu banyak kalimat-kalimat tambahan dibelakangnya, bukankah itu membuat kamu semakin bingung dan bosan?? daripada menangkap maksut kalimat seperlunya saja?? yep.yep. itulah maksut saya.
Padahal uraian mengenai problema dalam buku dibahas dengan sudut psikiatri dan spiritual yang cukup jelas. Menambah pengetahuan mengenai istilah-istilah dalam dunia "kegilaan" seperti Insulin Shock, atau Perjalanan Astral, yang sepertinya menarik untuk dicoba. hihi.. :D

3/5 untuk buku ini, gara2 aku tidak begitu suka dengan bahasan tentang kesadaran seksual, sebab bahasan beliau agak menyimpang bagi saya secara spiritual. *aikh.aku jadi agak 'spiritual' sejak ngobrol banyak dengan Mitta' (I got a new nick for you) tempo hari*
Overall, selalu saja, banyak pelajaran dari sesuatu, terlebih dari membaca buku.


***

Well, well, terlepas dari itu. Tadi siangan aku ke kampus lagi, sudah mirip orang tolol yang mencari perlindungan kepada orang yang salah. Apa yang bisa kamu harapkan dari sekelompok orang yang lebih mementingkan nama baik profesi mereka dari pada kebenaran dan keadilan?? Apalagi dikucilkan oleh sistem?? Sejak kapan ada sistem yang ideal? Tuhan saja menciptakan takdir tidak pernah terlihat ideal di mata kita, apalagi hanya berasal dari otak para manusia-manusia sok pintar. Boong banget.

Satu penyelesaian yang tidak akan kubiarkan berbuah pada penyesalan nantinya adalah hal ini memang harus dibicarakan secara gentle dengan dan tidak berbelit-belit!! Toh, pemegang hak bicara dan wewenang juga berlindung atas nama baik profesi mereka. Urusan nama baik mahasiswa/i, persetan!

Kali ini selembar surat tanpa belas kasih akan diserahkan besok. Skenario tidak lagi perlu serumit sebelumnya, tidak lagi sehalus tata-krama dan remeh-temeh serta etika, karena yang kami butuhkan saat ini adalah ketegasan. Dan daripada merampas waktu yang tidak banyak, sebaiknya diamankan dulu.

"Kami ada sedikit masalah dengan sistem bapak..bla..bla.." (sebuah kata pengantar).
Agh! bodo amat! kenyataan yang ada adalah "Kami benar-benar terbebani dan sangat keberatan dengan sistem bapak!!". Titik. Jadi, cukup relakan saja kami. Sebelum terjadi yang tidak-tidak (memang bisa apa segelintir orang seperti kalian?).

Aku kesal sangad. Sangat amad kesal. Amat sangad kesal.

..

Tidak ada komentar: