6.6.09

out of ma mind

Sejak terbangun pagi ini..

Hampir jam 6 pagi, kurang 15 menit. Niatku memang ingin menyelesaikan sedikit pekerjaan rumah, nyuci beberapa lembar baju kotor tepatnya, tapi air di kamar mandi sedang tidak mengalir, dan itu membuatnya tertunda sampai mungkin nanti kusampaikan kepada pengelola kos. Untuk saat ini, aku masih malas. Beberapa saat kutinggalkan kamar, Trung sudah terdengar pamit kepada pengelola dirumah depan. Owh, berarti dia sudah berangkat, dan aku tidak sempat mengantar dan bilang sekedar hati-hati di jalan atau tambahan salam buat orang rumah, sekedar basa basi biasa.

Pagiku cukup buruk rasanya, aku hanya berbaring ditempat tidur ketika aku memutuskan untuk meninggalkan cucian kotor dikamar mandi dan kembali kekamar. Kos-kosan masih sepi, dan memang sepi sekali, hanya ada 3 orang dikamar atas. Beberapa saat saja setelahnya aku mendengar suara pesawat yang baru akan mendarat, pesawat pertama entah lepas landas dimana, aku merindu rumahku seketika. Aku merindu kenyamanan tak beralasan yang selalu ada disana, tempat terbaik untuk melarikan diri. Satu-satunya tempat dan orang-orang yang mau menerima aku marah-marah tidak jelas. tak memberi alasan, tapi mereka tau apa yang harus mereka lakukan, keluarga selalu paling bisa mengerti. Aku merindu rumahku dengan sangat.

Lalu kuraih handphone yang baru beberapa saat lalu kunyalakan kembali setelah semalaman ku matikan. Adding latest thing on my mind thru my status, and have it off. Aku blank, kosong.

Aku menyadari satu hal, memang ada yang masih tertinggal dari sebuah obrolan semalam, but it cant forced me to tell anymore reason. Sesuatu membuat jantungku berdegup tidak seperti irama yang biasanya, aliran nafas yang semakin menghimpit, baru kali ini aku marah dan dipaksa berbicara panjang lebar, tapi tidak bisa menangis, aku melakukan sesuatu yang tidak biasanya terjadi. Tapi terpaksa, aku tidak cukup berani untuk meneruskan ini, aku berharap aku baik-baik saja, dan pagi ini cukup lebih baik dari semalam. Aku tidak merasa sakit secara fisik, aku tidak merasa sakit secara batin, seperti tidak ada yang sudah terjadi.

Jangan paksa aku untuk marah.

Tiba-tiba aku mengingat wajah teman-teman kampusku yang baru kukenal beberapa bulan terakhir, kuingat wajah mereka satu-persatu, wajah mereka kemarin sore menjelang malam terakhir kali, masih ada yang harus dibicarakan hari ini tentang HRM atau OM dengan POM nya- sesuatu yang bisa membuatku melarikan diri.

Memang, ada yang tidak beres.

Mungkin akan ada yang pernah membaca ini,
aku tidak ingin kamu hilang tanpa sesuatu. Aku pun tidak ingin meminta sesuatu apapun, hanya jangan memaksaku untuk menyakiti pikiranku lebih dalam. Beri ruang pada kenangan, kebersamaan, dan waktu yang pernah berlalu untuk mencairkan sesuatu yang sudah membeku. Sehingga nanti ketika aku merindukan dirimu dan saat-saat obrolan terbaik kita, aku tidak sungkan bilang "aku sedang merindukanmu". Jika aku bisa meminta sesuatu (lagi), aku minta, ANGGAP SAJA TIDAK PERNAH TERJADI APA-APA. Seperti anak kecil...

*there's a kid in me, which I won't deny*

Tidak ada komentar: