22.6.09

H'Bday


20th June, Happy Birthday Di...
A year ago today, you'll never come, and I've decided to let it go...
Wishing you the best! and God blessed all the way...
:)

11.6.09

Tha Tha my Vietnamese Friend...

Ing just leaving. Maybe tomorrow she'll be at home, somewhere at Vietnam. Me and Monic has just carry her to the cab, and recorded some memories thru pictures before she's leaving to airport.

Lets remember, what we've been thru :)
Aku kenal Ing since I was wrote down about her at tis blog, just couple days ago I think. Anaknya a lil bit shy, tapi baik.. Aku lebih nyaman dan asik ngobrol sama dia daripada Trung, padahal aku kenal Trung lebih dulu. Trung lebih sering ninggalin Ing sih, jadinya kalo Ing sendiri kadang hanya ada aku di kosan bareng dia. Nonton reality show bareng, nonton gosip bareng (dia suka gosip since I tell her about Manohara. haha), nonton pelem korea (cuman 2 kali) bareng, sampe trakhir kmaren nonton MI bareng (itupun atas rekomendasi dia).

Semalam, dia sempet bangunin aku tengah malam minta air minum, padahal aku lagi tidur (udah tidur dari jam 7 malem sih, hehe..), dan abis itu aku ga bisa tidur lagi sampek sekarang aku nulis ini :) dongkol ga sih.. tapi gapapa :)

Kata2 yang paling aku inget dari Ing adalah "apa sih". haha.. soalnya tiap kali aku ngomong sesuatu ke dia, dia pasti ga bisa langsung nangkep apa yang aku bilang, minta di ulang dulu baru dia ngeh. dan minta ulangnya itu dengan kalimat tadi "apa sih?". hehe

Oiya, minggu lalu juga Ing pernah masak masakan / minuman khas Vietnam. Dan pas aku baru balik dari mana gitu sore2, dia ngetuk kamarku ngasi makanan/minuman itu. Namanya Je, katanya kalo diterjemahin dalam bahasan Indonesia jadinya bubur manis. Buatnya dari singkong, gula aren, pake jahe. Itu aja sih bahan utamanya yang dia bilang. Rasanya enak. Mirip2 wedang jahe (hey, honestly aku sotoy, aku belom pernah nyoba namanya wedang jahe. hehe..), atau kalo di makasar ada minuman namanya Sarabba, rasanya mirip itu (cuman ga pake santan) trus diberi singkong rebus didalamnya. Enak dehh.. Ing itu pinter masak (ngakunya dia sih..). haha.. tapi makanan/minuman yang dia beri waktu itu enak, padahal biasanya aku paling ga mau minum sarabba, apalagi wedang jahe :D

Beberapa hari terakhir sejak hari senin temennya Ing dari Semarang dateng, jadinya aku ga pernah ngobrol lama sama dia, cuman say Hi doang kalo dia udah balik dari jalan2 sama temennya. Dan beberapa kali kalo kita lagi ngobrol dikit, dia pasti bilang "aku kamis pulang..", kek diingetin gitu bentar lagi dia pulang, dan aku biasa aja. haha...
Tapi tadi emang ku sempatin buwat balik dari kampus lebih cepet (biasanya ngetem dulu sama temen2 bahas apa gitu, atao kalo engga ngenet sampek sore-nyari tugas loh) mo nganterin dia (ke pintu) haha... Sebelum berangkat dia minta dibantuin, nganter ke Mirota, maw beli sandal katanya.

Deuh.. Ing, Ing, polos sekali keknya, sabaar sekali. Dulu waktu awal2 kenal dia suka ngeluh, dikosan sepi, bikin dia kangen rumah selalu, dan suka nyanyi2 lagu Vietnam gitu, aneh aja dengernya. hahaha...

Now she's leaving. Pada salah satu obrolan kita beberapa hari yang lalu dia bilang "nanti kamu jalan2 ke Vietnam ya.., kalo sudah menikah bulan madu kesana, disana pantainya cantik, nanti aku jemput dan antar jalan2". Deuh... sep. sep. Aku akan kesana, entah 5 atau 10 tahun lagi, kalo ada kesempatan akan kesana. :))

Ing just leaving. Tha tha my Vietnamese friend..
Agh! I hate tat 'goodbye' part, as always.. :'(

H'Bdy Mom :)



I love you MOM,

-Ndrie

9.6.09

kontemplasi

Malam ini sebelum balik ke kosan aku memutuskan untuk membeli makan diwarung pinggir jalan, mumpung masih diluar rumah, sebab sesampai di rumah nanti aku ingin langsung istirahat selepas makan malam dan mandi.

Aku menghapiri warung pinggir jalan disekeliling kampus, salah satu warung yang sudah pernah kuhampiri suatu kali. Warung itu terlihat sepi, jukir pun tidak ada, satu motor pun tidak ada yang parkir disana, padahal menurutku makanan disitu lumayan enak, hasil coba beberapa saat yang lalu. Aku parkir motor disitu dan memesan Nila+Tempe goreng. Lalu duduk, menunggu.

Berkontemplasi.

Aku melihat bapak yang sebelum aku datang hanya duduk disalah satu sudut warung segera mengambil posisi untuk menggoreng : menyalakan kompor. Ibu yang menemaninya menyiapkan bungkusan nasi untukku. Dan ada seorang gadis kecil, aku jadi ingat Hani. Adikku, gadis kecil itu mungkin seumuran Hani, postur tubuh juga sama, kurus. Rambutnya yang agak panjang dikuncir, persis seperti Hani sehari-harinya. Aku jadi ingat hani, bedanya hanya warna kulit (dan wajah tentunya). Hani lebih kuning langsat, sedangkan gadis ini berkulit sawo matang, bawaan gen ayah-ibunya mungkin, atau terlalu sering terkena sinar matahari. Aku sibuk mengamati gadis kecil itu. Dia menyiapkan cobekan kecil untuk pengunjung warung beberapa orang yang juga baru datang ketika aku mampir diwarung itu. Dia mengisi cobekan dengan sambel, dan sayur lalap untuk kemudian ditambahkan lauk pesanan yang sedang digoreng oleh bapaknya. Ibunya menyiapkan nasi di piring selepas membungkus nasi milikku.

Aku memperhatikan setiap gerak si gadis kecil. Dia sabar, sabaar banget. Aku jadi ingat Hani, karena diam dan sabarnya mirip Hani, tidak banyak omong dan melakukan sesuatu seperlunya, tidak ada sesuatu mimik apapun dari wajahnya, sedih tidak, ceria pun tidak, tidak terdeteksi.

Lalu aku memperhatikan wajah Ayah. Sejak pertama kali aku ke warung ini, wajah Ayah selalu sama : tidak pernah bersahabat. Atau bisa dibilang murung terus. Entah mungkin bawaan lahir atau selalu ada sesuatu yang dia risaukan. Aku harap sih seperti itulah dia adanya. Aku jadi ingat wajah Ayah seorang teman SMP dulu. Ayahnya diam, tidak banyak bicara, senyumnya jarang, hampir tidak pernah bergurau tapi tidak pernah marah. Sehingga kesannya galak, ternyata penyabar. Aku harap Ayah yang aku liat dihadapanku saat ini Ayah yang setipe.

Aku melihat mimik Ibu, ketika memberikan bungkusan berisi pesanan ku. Aku berdiri, meraih dompet dan membayar sembari mengucap "terima kasih" dengan senyum yang tulus, manis sekali (I bet).

Aku tiba-tiba seperti menyayangi mereka.

Kontemplasi.

Selama aku memperhatikan semua itu, pikiranku berbicara, mumbling, satu hal. Pertanyaan yang pernah ditanyakan seseorang padaku : Apakah kamu sudah merasa bahagia dengan hidupmu?

Itu juga yang aku tanyakan pada diriku saat itu, tapi dengan objek orang ketiga : Apakah mereka bahagia dengan hidup mereka?

Aku teringat sebuah tayangan reality show yang ditayangkan pada sebuah stasiun TV swasta. Konsepnya, orang kota yang mapan dan sudah berpenghasilan (tentunya) mencoba menyentuh sebuah kehidupan lain, yang bertolak belakang dengan kehidupan sebelumnya. Entah berapa kali aku menonton tayangan TV itu, berapa kali aku menangis dibuatnya. (sesensi itu Ndrie? Iya, swear)

Kontemplasi.

Aku membayangkan kehidupan mereka. Berapa penghasilan mereka setiap harinya. Cukupkah memenuhi kebutuhan dasar mereka dengan layak? Apa pernah mereka bepergian ke Mall dan memilih seuatu yang mereka inginkan, membayarnya tanpa perlu berpikir sebelumnya apa uang mereka cukup untuk membeli itu? Apa pernah mereka mengenal yang namanya internet dan betapa menyenangkan menghabiskan waktu didepan komputer berselancar melihat dunia dari jendela yang berbeda? Apa mereka pandai baca-tulis? Dan banyak sekali hal lain yang pernah kurasakan kupertanyakan pada diri sendiri, apa mereka pernah merasakannya??

Aku bersyukur.

Makanya aku selalu berusaha mengingatkan diri, bahwa Tuhan itu baik. Paling tidak berprasangka baik pada-Nya, bahwa aku telah diberi nikmat sedemikian ini dibandingkan orang-orang yang belum pernah mengecap semua ini. Aku menunduk dalam imaji, menggertak diri sendiri : cobalah tidak mendongak seperti itu!!

Ada satu hal lagi yang mencuat dalam ingatan.

Suatu kali aku pernah membaca postingan seorang teman di Multiply. Cerita tentang pengalaman pribadinya ketika berkendara dijalanan. Ada sebuah mobil mewah menyerempet mobilnya dan menyebabkan mobilnya sedikit penyok, bisa dibilang cacat lah, cacat yang butuh uang tidak sedikit untuk menormalkannya kembali. Tapi dia tidak lantas turun dan memaki-maki si sopir mobil mewah. Seketika dia melihat sopir itu, hatinya iba. Dia diam tak menuntut apa-apa dan melanjutkan perjalan sampai ke rumah. Dirumah, dia kena marah sama suami, beberapa sahabat yang tau kejadian itu, bahkan ibunya sendiri. Pernyataan sekaligus pertanyaannya sama : mengapa kamu tidak menuntut ganti rugi???

Dan aku kagum sama pemikiran dia, pemikiran yang berasal dari hati nurani. Dia lantas memandang seperti ini : pria yang menyerempet mobil saya hanya seorang sopir, yang mungkin gaji untuk menghidupi diri dan keluarganya saja tidak cukup dalam satu bulan, lalu untuk apa saya menuntut? Selain itu, saya tidak perlu marah dan turun dari mobil untuk memaki-maki dia, karena kita tidak pernah tahu keadaan dia, mungkin saja saat itu dia sedang ada masalah sehingga terganggu konsentrasinya dalam bekerja, lalu harus lagi dibebani dengan caci-maki yang tidak ada gunanya, hanya buat dosa?

Aku suka pernyataannya yang ini : orang adalah untuk disayangi, dimengerti, dan dihargai dan barang adalah untuk digunakan. Tapi nampaknya sekarang pemikiran kita telah jungkir balik, Barang ada untuk disayangi, dan orang untuk digunakan.

Hati nurani kita mungkin sedang tersamarkan oleh beban pikiran.

Oiya, seorang teman juga pernah cukup membuat aku terhenyak dan kagum atas pemikiran dia. Waktu itu dia bertanya pada seorang teman yang setiap harinya berangkat kuliah dengan naik kereta dari Solo menuju Jogja, turun di stasiun Lempuyangan. Anak itu menitipkan motornya setiap hari distasiun yang lantas dia gunakan melanjutkan perjalanan menuju kampus yang jaraknya sebenarnya tidak terlalu jauh.

Ketika seorang teman itu tahu bahwa anak itu tiap harinya naik motor untuk melanjutkan perjalanan menuju kampus, tanggapannya adalah : kenapa kamu engga naik becak? atau ojek? selain kamu tidak perlu terlalu boros dengan membayar biaya penitipan motor setiap harinya, kamu juga membantu mereka menghidupi kehidupan mereka. Damn! Thats away sooo cooL! Aku kagum, tapi aku tersenyum, mengangguk dalam hati.

Iya, iya, iya... aku ingin menyentuh lebih banyak mengenai hal ini. Aku ingin belajar lebih banyak untuk melihat sesuatu yang diluar kebiasaan biasanya. Aku ingin bisa bersyukur lebih sering. Jika aku bisa bersyukur dengan tulus hanya dengan melihat langsung sebuah realitas mengenai ketidak-beruntungan dan sebuah rencana Tuhan yang lain, aku ingin.. bisa terus diperjumpakan dengan kondisi-kondisi seperti ini. Berkontemplasi, dan memaknai, paling tidak hasil akhirnya aku lebih bisa ikhlas menerima segala yang buruk, dan sering bersyukur atas apa yang sudah aku miliki dan lalui.

Tuhan itu baik ya...

6.6.09

It happens! so Don't Worry be Happy :)

Ada dua lagu yang aku dapet dari temen hari ini.
Yang pertama lagunya Sugarland - It Happens, dari Oche beberapa saat setelah dia menyapa via YM dan tanya kabar, setelah beberapa kalimat obrolan, dia bilang kalo lagu ini cocok banget buat aku, haha...

Missed my alarm clock ringing
Woke up telephone screaming
Boss man singing his same old song

Rolled in late about an hour
No cup of coffee, no shower
Walk of shame with two different shoes on

Now it is poor me, why me, oh me
Boring the same old worn out blah blah story
There is no good explanation for it at all

Ain't no rhyme or reason
No complicated meaning
Ain't no need to over think it
Let go laughing
Life don't go quite like you planned it
We try so hard to understand
Irrefutable, indisputable
The fact is
Psssh
It happens

My trusty-rusty had a flat
I borrowed my neighbors Cadillac
"I'll be right back," going down to Wally World
That yellow light turned red too quickly
Knew that the truck moment it hit me
Out stepped my ex and his new girl
("Sorry 'bout your neck baby")

But it is poor me, why me, oh me
Boring the same old worn out blah blah story
There is no good explanation for it at all

Ain't no rhyme or reason
No complicated meaning
Ain't no need to over think it
Let go laughing
Life don't go quite like you planned it
We try so hard to understand
Irrefutable, indisputable
The fact is
Psssh
It happens

Ain't no rhyme or reason
No complicated meaning
Ain't no need to over think it
Let go laughing
Life don't go quite like you planned it
We try so hard to understand
Irrefutable, indisputable
The fact is
Psssh
It happens

Yeah, the irrefutable, indisputable, absoluteable, totally beautiful fact is
Psssh
It happens


Hihi... setelah denger awal lagunya sih ga bgitu suka, suaranya aneh, tapi liriknya lucu, hoho...

Yang kedua dari Pak Niko, setelah komen-komenan di status FB kuu.. dia kasi kalimat penutup via pesan di FB sepenggal lirik lagu ini. Lagunya milik Bobby McFerrin - Don't Worry Be Happy

Here is a little song I wrote
You might want to sing it note for note
Don't worry be happy
In every life we have some trouble
When you worry you make it double
Don't worry, be happy......

Ain't got no place to lay your head
Somebody came and took your bed
Don't worry, be happy
The land lord say your rent is late
He may have to litigate
Don't worry, be happy
Lood at me I am happy
Don't worry, be happy
Here I give you my phone number
When you worry call me
I make you happy
Don't worry, be happy
Ain't got no cash, ain't got no style
Ain't got not girl to make you smile
But don't worry be happy
Cause when you worry
Your face will frown
And that will bring everybody down
So don't worry, be happy (now).....

There is this little song I wrote
I hope you learn it note for note
Like good little children
Don't worry, be happy
Listen to what I say
In your life expect some trouble
But when you worry
You make it double
Don't worry, be happy......
Don't worry don't do it, be happy
Put a smile on your face
Don't bring everybody down like this
Don't worry, it will soon past
Whatever it is
Don't worry, be happy


I am happy having friends like them! :)
colour my world!

out of ma mind

Sejak terbangun pagi ini..

Hampir jam 6 pagi, kurang 15 menit. Niatku memang ingin menyelesaikan sedikit pekerjaan rumah, nyuci beberapa lembar baju kotor tepatnya, tapi air di kamar mandi sedang tidak mengalir, dan itu membuatnya tertunda sampai mungkin nanti kusampaikan kepada pengelola kos. Untuk saat ini, aku masih malas. Beberapa saat kutinggalkan kamar, Trung sudah terdengar pamit kepada pengelola dirumah depan. Owh, berarti dia sudah berangkat, dan aku tidak sempat mengantar dan bilang sekedar hati-hati di jalan atau tambahan salam buat orang rumah, sekedar basa basi biasa.

Pagiku cukup buruk rasanya, aku hanya berbaring ditempat tidur ketika aku memutuskan untuk meninggalkan cucian kotor dikamar mandi dan kembali kekamar. Kos-kosan masih sepi, dan memang sepi sekali, hanya ada 3 orang dikamar atas. Beberapa saat saja setelahnya aku mendengar suara pesawat yang baru akan mendarat, pesawat pertama entah lepas landas dimana, aku merindu rumahku seketika. Aku merindu kenyamanan tak beralasan yang selalu ada disana, tempat terbaik untuk melarikan diri. Satu-satunya tempat dan orang-orang yang mau menerima aku marah-marah tidak jelas. tak memberi alasan, tapi mereka tau apa yang harus mereka lakukan, keluarga selalu paling bisa mengerti. Aku merindu rumahku dengan sangat.

Lalu kuraih handphone yang baru beberapa saat lalu kunyalakan kembali setelah semalaman ku matikan. Adding latest thing on my mind thru my status, and have it off. Aku blank, kosong.

Aku menyadari satu hal, memang ada yang masih tertinggal dari sebuah obrolan semalam, but it cant forced me to tell anymore reason. Sesuatu membuat jantungku berdegup tidak seperti irama yang biasanya, aliran nafas yang semakin menghimpit, baru kali ini aku marah dan dipaksa berbicara panjang lebar, tapi tidak bisa menangis, aku melakukan sesuatu yang tidak biasanya terjadi. Tapi terpaksa, aku tidak cukup berani untuk meneruskan ini, aku berharap aku baik-baik saja, dan pagi ini cukup lebih baik dari semalam. Aku tidak merasa sakit secara fisik, aku tidak merasa sakit secara batin, seperti tidak ada yang sudah terjadi.

Jangan paksa aku untuk marah.

Tiba-tiba aku mengingat wajah teman-teman kampusku yang baru kukenal beberapa bulan terakhir, kuingat wajah mereka satu-persatu, wajah mereka kemarin sore menjelang malam terakhir kali, masih ada yang harus dibicarakan hari ini tentang HRM atau OM dengan POM nya- sesuatu yang bisa membuatku melarikan diri.

Memang, ada yang tidak beres.

Mungkin akan ada yang pernah membaca ini,
aku tidak ingin kamu hilang tanpa sesuatu. Aku pun tidak ingin meminta sesuatu apapun, hanya jangan memaksaku untuk menyakiti pikiranku lebih dalam. Beri ruang pada kenangan, kebersamaan, dan waktu yang pernah berlalu untuk mencairkan sesuatu yang sudah membeku. Sehingga nanti ketika aku merindukan dirimu dan saat-saat obrolan terbaik kita, aku tidak sungkan bilang "aku sedang merindukanmu". Jika aku bisa meminta sesuatu (lagi), aku minta, ANGGAP SAJA TIDAK PERNAH TERJADI APA-APA. Seperti anak kecil...

*there's a kid in me, which I won't deny*

1.6.09

Don't get me wrong, I'm feeling O.K.
But when I'm without you, it's just not the same
Don't misunderstand me, I' feeling alright
But when I'm without you the day turns into night, into night
You dream of a future, a possible place
Where we lie together face to face
And I'm looking forward
I will not deny
I dream of a future made for you and I
You and I

And then I'm with you
No longer alone
When I'm with you
It feels like I'm home
And you are with me
No longer alone
How could it be?
It feels like I'm home
It feels like I'm home
I look through the darkness into the sky
The moon up above me brilliantly shines
I've never been happier watching it glow
I'm here by myself, but I know I'm not alone

I'm not alone
I look through the brightness into the sky
The sun up above me, splitting out fire
Call me a child, call me naive
The world is much brighter
Than it ever used to be

Duncan Sheik - Home

:)