30.1.10

kontemplasi suatu kali

Suatu kali saya pernah posting sedikit soal keraguan akan 'fungsi' saya dimuka bumi. Keraguan saya akan hal itu disebabkan oleh pernyataan seorang saudara pada suatu percakapan tidak sengaja dimedia Facebook. Dia bilang begini "I will appoint you as my consultant manager only if you're in economic shariah", kira2 poin yang saya ingat seperti itu. Maka saya berpikir.

Ketika duduk dibangku sekolah dasar seingat saya pernah diajarkan bahwa manusia itu dihidupkan dibumi untuk menjadi khalifah,

"….Sesungguhnya aku hendak menjadikannya khalifah dimuka bumi….." (Al baqarah ayat 30)


untuk menjadi pemimpin, bagi dirinya sendiri, maupun lingkungannya. Jika berdasar pada hal tersebut maka sudah seharusnyalah saya sebagai manusia menjalankan kehidupan saya dimuka bumi dengan didasarkan pada hukum islam (shariah islam), dalam berbagai aspek kehidupan.

Pada suatu waktu saudaraku itu juga pernah menanyai kabar saya dan sedang sibuk apa saja. Ketika itu saya sedang sibuk dengan berbagai materi yang berkaitan dengan pasar modal, lalu dia bilang "jangan main saham yah, hal itu tidak diperbolehkan dalam islam". Sejauh ingatan saya, saya sudah pernah mendengar perihal seperti ini, bahwa masih banyak perbedaan pendapat dalam qiyas jika menyoal status halal/haram sebuah sistem perdagangan saham. Jika dicari di Google jawabannya akan tersedia banyaaak sekali. Karena dalam kitab Al-Qur'an tidak dijelaskan secara gamblang persoalan ini, saya juga ikut2an bingung. Satu yang pasti saya ketahui adalah saudara saya itu tergolong kedalam mazhab orang-orang yang mengharamkan sistem perdagangan saham sebab hal tersebut merupakan produk kapitalis yang bukannya mensejahterakan, justru akan merusak.

Seorang kenalan yang saya panggil dengan sebutan kakak ustadz, sekaligus seorang sahabat pernah saya tanyai persoalan ini. Untungnya saat itu beliau memang sedang mengkaji keshahihan sistem perdagangan saham yang masih diperdebatkan, beliau adalah seorang ahli Fiqh. Argumen beliau seperti ini.

"Banyak yang berasumsi bahwa perdagangan saham adalah memperdagangkan nilai perusahaan dan tidak tampak bentuk aslinya. Nilai sesuatu merupakan intrepretasi dari apa yang riil. Saham itu kan milik perusahaan, perusahaan kan nampak, barangnya ada, dan nilai saham perusahaan juga ditentukan oleh kinerja perusahaan, jadi hal itu sah-sah saja. Yang membuat sebuah sistem perdagangan tidak sah adalah jika dalam prosesnya, perusahaan tidak melaksanakan aktivitas-aktivitas yang sesuai dengan shariah islam atau hukum islam. Mungkin saja dalam menjalankan divisi pemasaran, ada seorang sales marketing yang melakukan penipuan dalam promosi produknya. Hal kecil seperti ini saja akan menyebabkan sesuatu itu menjadi haram. Atau eksplanasi lain adalah jika perusahaan tersebut meminjam uang ke Bank dalam membiayai modalnya. Dana yang berasal dari Bank merupakan dana yang dihimpun dari masyarakat yang itupun tidak jelas apakah dana tersebut diperoleh dengan jalan yang shah dalam islam. Jika hal tersebut yang dijadikan pertimbangan maka perdagangan saham menjadi tidak halal."

Dari kutipan penjelasan beliau yang dilengkapi dengan berbagai improvisasi itu, saya mahfum. Sebuah sistem perdagangan saham yang sungguh sangat simpel itu menjadi sesuatu yang rumit jika dikaji sesuai dengan falsafah islam. Dan jika memahami rumitnya, maka satu-satunya cara untuk menghalalkan perdagangan saham adalah dengan menerapkan aturan dan hukum islam, menegakkan shariah agar segala aktivitas didasarkan pada hukum islam, hukum Allah, bukan hukum yang dibuat manusia.

Kembali ke kontemplasi saya. Pada sebuah kesempatan, saya ngobrol kembali dengan saudara saya itu. Saya bertanya padanya begini.

"merunut pada apa yang sudah saya peroleh selama ini, sejak kuliah di S1, hingga sekarang S2 bahasan paling banyak saya pelajari adalah mengenai pasar modal. Padahal jika disesuaikan dengan shariah pasar modal itu haram hukumnya, lantas percuma dong selama ini saya belajar itu?"

Jawabannya begini,
"dalam qur'an disebutkan "maa kholaqta hadzaa baathilaa", "Engkau tidak menciptakan hal ini (sesuatu) dengan sia-sia", kepunyaanNya segala yang dilangit n dibumi, termasuk pemikiran manusia. Pemikiran manusia yang keliru bukan tidak berguna untuk dipelajari, ianya menjadi tidak berguna atau mendatangkan kehancuran ketika diterapkan pada kehidupan. Tetapi akan menjadi sangat berguna ketika dipelajari untuk mengetahui kekurangannya sehingga dengan mengetahuinya kita bisa menyadarkan orang orang yang masih menggunakan konsepnya. Sama dengan Ahmad Deedat, pakar teolog Kristen, ia tidak disebut belajar sesuatu yang tidak berguna, akan tetapi dengan belajar injil n ajaran ajaran Kristen lainnya, ia menjadi orang yang tidak tertandingi untuk debat keagamaan Islam Kristen terkait mana ajaran yang benar, mana ajaran palsu, mana ajaran yang diselewengkan, serta mana yang disembunyikan."

Kemudian saya bertanya lagi : "bagaimana jika hal tersebut sudah jelas tidak diperbolehkan dalam islam tetapi justru diajarkan kepada orang lain?"

Jawabnya lagi,
"klo diajarkan kepada orang orang sehingga sudah pasti orang orang itu akan mempraktekannya, maka itu tidak boleh, tapi kalo diajarkan hanya untuk memperkaya wawasan serta ingin menggali ketidaksempurnaan produk pemikiran buatan manusia, maka itu dibolehkan. Karena konsep ekonomi sekrang adalah produk pemikiran manusia, konsep ekonomi itu berasal dari ideologi yang juga bikinan manusia, maka bagaimana mungkin hal itu sempurna tanpa cacat, dan sudah pasti ideologi yang cacat akan melahirkan sesuatu yang cacat pula. Beda halnya dengan Ideologi Islam, karena ia sempurna, maka apa apa yang berasal darinya juga sangat sempurna, kecuali ia dijalankan oleh orang orang yang menyeleweng ato orang orang dzalim yang salah menggunakannya, maka Islam tidak bisa dihukumi dari orang orangnya, tapi dihukumi pada ajarannya, dan semestinya menghukumi sesuatu itu bukan pada orang orang yang menganutnya tapi wajib pada konsepnya terlebih dahulu."

Mahfum akhirnya. Intinya adalah "maa kholaqta hadzaa bathila". Lega rasanya memahami bahwa pada dasarnya segala sesuatu itu dikembalikan kepada sang pemilik kehidupan terlebih dahulu, dan saya semakin yakin bahwa hukum islam adalah hukum yang paling sempurna dan kaya khazanah. Kesempurnaan adalah milikNya, dan khilaf adalah milik manusia semata.

Tidak berhenti sampai disini, saya telah banyak sekali belajar mengenai ekonomi konvensional, sistem ekonomi yang dibuat oleh pemikiran manusia, tapi karena pada dasarnya segala sesuatu itu harus dilandasi dengan hukum, sedangkan hukum positif banyak cacatnya, maka sudah seharusnyalah hukum islam ditegakkan. Hmm... saya jadi ingin, belajar ekonomi shariah secara total, karena mungkin sebentar lagi janji Allah akan tegaknya shariah akan terealisasi. Wallahu a`lam bissawab.

Saya punya mimpi satu lagi. Ingin merah gelar Philosophy Doctoral dalam bidang Ekonomi Shariah. Perhaps at one of tha moslem countries. Insha Allah, amiin.. :)

20.1.10

;)

Ive learned that if you wanna see somebody, see it from their heart, not their atributes.

Just like seeing a sentence, if you wanna answer a question according to an adjective clause, then see the core sentence-the main sentence, not its adjective sentence.
Then you will see what supposed to be answered.

*biggrin*

Hi B!
'll post anything later.
chao!!

-D'

17.1.10

Mi!

Secret Garden. Instantly made me remembering you with all your "fake" in modern science. You're admirable and amusing. You're beautiful. You're one of a kind. But now you're change. Mi!

10.1.10

blah.

Bingung nyari ide thesis. Selalu saja kejadiannya kayak gini, waktu nyekripsi juga kek gitu. Tapi sekarang kondisinya lebih tough, harus bener2 melakukannya dengan benar! kalo ga takut lulusnya entar-entaran, keburu tua. hukx..

Eniweys, dari tadi pagi hingga siang saya dapat gratisan makan melulu, seneng ga tuh? hihi... undangan makan sedang datang dari berbagai penjuru, sekarang saya sedang menunggu undangan makan malam, biasanya dari Beni, oouh Beni katanya kaw sudah di Jogja, tidakkah kaw berniat makan malam bersama kami malam ini?? hahaha... *ngarep*

Postingan kali ini emang rada ga jelas! saya hanya agak kaget barusan liat dilayar blog saya sendiri, bulan ini udah berhasil posting 4 judul, meskipun ga kalah ga jelas sama yang kelima ini, secara yang sebelum2nya malees banget posting, 'ga ada waktu', dalih diri ini dulu, padahal sekarang sebenernya lebih sibuk dari biasanya, mulai ngeteh si, ngetesis! belom lagi kuliyah mejik, bener2 ajaib dah, mejiknya keluar, tugasnya bejibun gilak. ckckckc... inilah yang namanya pembantaian jilid II, setelah kemaren dibantai sama pak Hanni. Yah... saya yakin diakhir nanti dapet sesuatu. Ganbatte ne!!

Kalo kata statuskuh beberapa hari yang lalu, "my life is brilliant"
:D

Pertanyaan Imam Al Ghazali pada murid-muridnya

Dari beberapa hari yang lalu saya tertarik dengan status beruntun salah seorang teman di sebuah situs jejaring, dia temannya teman saya, hehehe... Status itu berisi pertanyaan-pertanyaan Imam Al Ghazali kepada muridnya, hingga pertanyaan kelima, saya masih suka mengunjungi halaman profil teman saya itu menunggui pertanyaan selanjutnya, tapi belum juga sempat ia lanjutkan. Akhirnya saya search, ternyata banyak yang sudah memposting tentang pertanyaan-pertanyaan tersebut, salah satunya akan saya copas disini :D

Suatu hari, Imam Ghazali berkumpul dengan murid - muridnya dan mengajukan 6 pertanyaan.

Pertanyaan Kesatu.

Imam Ghazali : “Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?
Murid 1 : “Orang tua”
Murid 2 : “Guru”
Murid 3 : “Teman”
Murid 4 : “Kaum kerabat”
Imam Ghazali : “Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita
ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati
( Surah Ali-Imran :185).


Pertanyaan Kedua.

Imam Ghazali : “Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?”
Murid 1 : “Negeri Cina”
Murid 2 : “Bulan”
Murid 3 : “Matahari”
Murid 4 : “Bintang-bintang”
Iman Ghazali “Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA
LALU. Bagaimana pun kita, apa pun kendaraan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama”.


Pertanyaan Ketiga.

Iman Ghazali : “Apa yang paling besar di dunia ini?”
Murid 1 : “Gunung”
Murid 2 : “Matahari”
Murid 3 : “Bumi”
Imam Ghazali : “Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A’raf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka.”


Pertanyaan Keempat.

IMAM GHAZALI : “Apa yang paling berat di dunia?”
Murid 1 : “Baja”
Murid 2 : “Besi”
Murid 3 : “Gajah”
Imam Ghazali : “Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72 ). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal memegang amanah.”


Pertanyaan Kelima.

Imam Ghazali : “Apa yang paling ringan di dunia ini?”
Murid 1 : “Kapas”
Murid 2 : “Angin”
Murid 3 : “Debu”
Murid 4 : “Daun-daun”
Imam Ghazali : “Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali di dunia ini adalah MENINGGALKAN SHALAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan shalat “


Pertanyaan Keenam.

Imam Ghazali : “Apa yang paling tajam sekali di dunia ini? “
Murid- Murid dengan serentak menjawab : “Pedang”
Imam Ghazali : “Itu benar, tapi yang paling tajam sekali di dunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri ”


Hikmah:
• Perbanyak ibadah sesungguhnya kematian adalah dekat.
• Pergunakan waktu sebaik mungkin karena kita tidak dapat mengulang masa lalu.
• Berhati-hati dengan hawa nafsu, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka.
• Tunaikan selalu amanah. Ingat bahwa manusia dan jin diciptakan adalah untuk beribadah kepada Allah semata.
• Dalam kesibukan apapun, jangan tinggalkan shalat.
• Berhati-hati dengan ucapan kita, karena melalui lidah kita mudah untuk menyinggung/ melukai hati saudara kita.


“Kelak akan datang suatu masa dimana kalian akan menjadi seperti makanan di atas piring yang dihadapi oleh orang-orang yang kelaparan. Maka para sahabat bertanya, “apakah karena jumlah kita sedikit saat itu, ya Rasulullah? Jawab Nabi SAW,” Bahkan jumlah kalian sangat banyak. Tetapi kalian terkena penyakit “wahn”! tanya para sahabat, “Apa itu “wahn” ya Rasulullah ? Jawab Nabi SAW, “kalian cinta dunia dan takut mati”.

sumber

5.1.10

Favorite!!

Belakangan ada beberapa lagu yang kayaknya udah bertahun-tahun ga keluar dari playlistku, ga di laptop, ga di kompie, ga di hape. pasti ada aja tuh lagu-lagu nongkrong disitu... Mungkin karena lagu2nya easy listening (baca : izi lisning), dan unik! kayak lagu2nya Mr.Mraz yang unik. He has his own taste in making and doing music, and it makes him different!!

Nah, beberapa lagu tadi adalah punya Owl City a.k.a Kota Burung Hantu. hehehe... beberapa lagu2nya udah pernah denger, cuman jarang dan ga gitu sering denger, dan overall semuanya oke. swear! tapi yang paling setia nangkring di playlist ada 2 ajjah, 3 ding. Here it is.

Vanilla Twilight



satunya lagi Fireflies

sayang official videonya ga bisa ditayangin disini, harus by permission dulu. But if you'd like to watch, go here.


Another favorite is Hello Seattle



Heuheu... setelah liat2 vidklipnya Owl City di Youtube, kok lucu2 smua yaaa.. jadi inget lagi ada yang ngejudge waktu fireflies baru boom katanya Adam young is so gay. But he's different, he's cute, and I love how he doing music.
enjoy my favorite!! ^^v

what if? dan kasih sayang Ayah

"What if this is faith??"

Kira-kira seperti itu kalimat yang pernah terpajang dikotak yang bertitle "what's on your mind?" pada sebuah situs jejaring sosial milikku. Respon beberapa teman : macam2. Bahkan ada yang menyalah-persepsikan kalimat itu, mungkin karena salah translate. hehehe... Padahal tidak tau persis apa yang sedang saya pikirkan saat itu.

Saya ingat cerita Elle di Legally Blonde. Seorang gadis yang suka hura-hura terjebak dalam sebuah perguruan tinggi terbaik di Amerika dengan nuansa akademis yang kental hanya karena ingin mendapatkan pacarnya kembali. Ia terjebak dalam sebuah kondisi yang sangat jauh berbeda dari dunia yang selama ini ia nikmati, hingga suatu saat ia merasa mungkin tempatnya memang bukan disana, di Harvard Law School. Tapi ketika ia frustasi dan baru saja berpikir akan meninggalkan Harvard, seorang kaka kelas berkata "what if this is fate?".

Nah, rangkaikan kata2 dalam "what if this is fate" yang pernah ada distatusku, berlatar belakang mirip dengan cerita tersebut. Saya sedang meragu, saya sedang labil, apakah keberadaan saya ditempat ini adalah benar? Bagaimana jika saya memang sedang melangkah pelan-pelan menuju takdir yang dituliskan Allah yang tersimpan pada arsy-Nya? Saya meragu tentu saja karena saya merasa sedang tidak enjoy dengan ini, tidak enjoy dengan prospek saya dimasa depan, maka saya bertanya pada diri sendiri : what if this is fate??

That was exactly what's left on my mind at that time, and nobody understood.


***

Baru aja adek perempuanku kena marah sama bapak gara-gara dia punya rencana mudik bersama-sama keempat teman cowoknya, jadinya ber5 dan dia sendiri yang cewek. Saya saja sebagai kakak tidak mengijinkan, tapi siapa lagi yang bisa menghalangi dia selain satu2nya orang yang bakalan beliin tiket. Bapak. Dan tadi berhasil saya paksa ijin dulu soal ini.

Sehabis kena omel dan diberi pengertian, dia langsung mengganti statusnya pada situs jejaring sosial miliknya "susah juga punya bapak yang OVER PROTEKTIF". Saya coba beri pengertian.

Apa yang dilakukan bapak itu bukan merupakan tindakan yang OVER. Itu semata-mata merupakan tindakan wajar yang akan dilakukan seorang Ayah terhadap anak gadisnya untuk melindunginya : melindunginya dari dosa, lebih ekstrim kalo bisa saya katakan. Itu merupakan sebuah bentuk kasih sayang seorang Ayah terhadap anak gadisnya karena dia mengerti norma agama, bahwa seorang gadis tidak boleh dibiarkan bepergian dengan laki-laki yang bukan mahramnya.

Coba dilihat dari kacamata "kasih sayang", yang dilakukan Bapak kepada adik adalah bentuk kasih sayang. Menyoal ini, saya setuju dengan kata-kata seseorang pada blog pribadinya bahwa jika kita mampu melihat segalanya dari kacamata "kasih sayang" dan "cinta", dunia ini akan damai sejahtera. Lihat saja, tidakan Ayah yang marah memang tidak terlihat lembut dan halus tapi tegas dan jelas, tapi itu adalah sebuah bentuk kasih sayang. Kasih sayang tidak melulu halus dan memanja, tapi terkadang juga tegas dan jelas. Hmm...

1.1.10

Tentang Masehi atau Gregorian??

Saya teringat kata-kata dari Fahd Jibran dalam salah satu bukunya : A cat in my eyes, "karena bertanya tidak membuatmu berdosa". Dalamn buku itu si penulis mempertanyakan tentang banyak hal-hal sepele yang kadang kita terima begitu saja, dan saya baru saja bertanya pada diri saya sendiri mengenai salah satu hal sepele. Baru sempat terpikir akan hal seperti ini selepas baca koran tentang hal serupa. Hal ini mengenai penanggalan MASEHI, atau yang sebenarnya GREGORIAN. Penanggalan Gregorian yang baru saja dirayakan dengan sangat meriah di hampir seluruh bagian bumi pergantian tahunnya.

Jadi begini, dari koran yang saya baca, saya menerima secara mentah bahwa sistem penanggalan Masehi adalah sistem penanggalan milik Nasrani, yang menyalahi Tauhid saya sebagai seorang muslim, dimana Islam sendiri punya sistem penanggalan Hijriyah yang baru saja lewat pergantian tahunnya dan tidak berasa apa-apa. Saya baru ngeh, dan akhirnya pertanyaan saya tentang "mengapa hari-hari raya besar umat Kristiani tidak pernah bergeser tanggalnya dari kalender seperti hari-hari raya besar umat islam yang selalu berubah tiap tahunnya?" terjawab. Karena sistem penanggalan yang kita gunakan adalah sistem penanggalan mereka, umat Kristiani. Ada yang salah? Wallahu alam.. saya tidak terlalu mampu memberikan justifikasi.

Tapi rasa ingin tahu saya tidak berakhir dari rasionalisasi tersebut, akhirnya saya goggling. Dan menemukan artikel mengenai hal itu, khususnya tentang penanggalan yang melenceng dari Tauhid.

Membahas hal ini mungkun sangat basi, secara saya orang yang agak cuek dan tidak begitu peduli dengan hal-hal tersebut, tapi belakangan lebih sering menggali dan mencari arti, ternyata banyak hal yang belum saya pahami, dan lebih jauh semakin mempertanyakan manfaat dari apa yang sudah saya perbuat selama ini, sudah sesuaikah sama ajaran Tauhi dan Syariah?

Hmm... akhirnya saya maw copas saja soal riwayat penanggalan Masehi atau Gregorian yang saya peroleh dari sini.

Oleh: Ahmad Z Abidin Urra
“Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran Kami), lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang benderang, agar kamu dapat mencari karunia dari Rabbmu, dan agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas” (QS. al-Isra’: 12).

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala di atas telah menjelaskan kepada manusia, bahwa Dialah Yang Maha Pencipta dan Maha Pengatur alam semesta seisinya dengan sempurna dan teratur, termasuk tentang waktu. Manusia dengan akal karunia-Nya telah mampu mengetahui waktu: jam, hari bulan, tahun. dan menyusunnya menjadi organisasi satuan-satuan waktu yang disebut penanggalan atau kalender.

Kalender sebagai hasil budaya manusia berguna dalam penentuan waktu bercocok tanam, berlayar, berburu, bermigrasi, beribadah dan hari-hari besar keagamaan. Ada dua macam tahun kalender di dunia saat ini, yaitu menggunakan perhitungan sistem matahari dan sistem bulan.

Pertama, berdasar putaran bumi mengitari matahari. Rotasi bumi pada porosnya sehari dalam 23 jam 56 menit 1 detik atau dibulatkan menjadi 24 jam. Peredaran bumi mengitari matahari dalam setahun 365, 2422 hari. Cara perhitungan waktu edar bumi mengelilingi matahari ini disebut Kalender Syamsiyah, (solar calendar).

Sistem kalender matahari, mulai dikenal dan diawali oleh bangsa Mesir 4236 SM; setahun terdiri atas 12 bulan, tiap bulan 30 hari, ditambah 5 hari raya agama. Bangsa Indian Maya, Olmec dan Aztec di Mexico menggunakannya sejak 580 tahun SM. Kelebihan kalender matahari ketepatannya dengan perubahan musim. Sistem inilah yang dipakai dasar kalender Masehi.

Pada masa kerajaan Jawa ada kalender yang disusun oleh Prabu Aji Saka sejak 14 Maret 78 M, disebut Tahun Saka. Sekarang masih dipakai masyarakat Hindu Bali. Sultan Agung Anjokrokusumo (Sri Sultan Muhammad) pada tahun 1555 Saka mengubah perhitungan kelender Saka disesuaikan dengan sistem bulan/qamariyah atau Hijriyah 1043 H bertepatan 1633 M, namun tahunnya tetap 1555 Saka. Putaran tahunnya diubah dengan istilah windu (8 tahun), dengan hitungan setahun qamariyah 354 3/8 hari. Jadi, setiap 8 tahun ada 3 tahun panjang (355 hari) dan 5 tahun pendek (354 hari).

Kedua, berdasar waktu edar bulan mengelilingi bumi, dari bulan sabit ke bulan sabit berikutnya dihitung 1 bulan, rata-rata 29,5 hari. Satu tahun Qamariyah 354 hari 8 jam 48 menit; dihitung dari hadirnya 12 kali bulan sabit. Perhitungan waktu cara ini disebut Kalender Qamariyah, (lunar calendar), sebagai sistem penanggalan paling tua. Keunggulan kalender bulan, yakni tanggalnya mudah diketahui dari perubahan bentuk bulan. Sistem inilah yang dipakai dalam kelender Hijrah atau Hijriyah.

Kalender Masehi/Miladiyah
Kalender yang dipakai sekarang berasal dari bangsa Romawi. Pada waktu Julius Caesar menjadi anggota Pontifex Maximus, dibantu Sosigenes, pakar astronomi dan matematik dari Yunani memelajari penanggalan berdasar musim (matahari) di Mesir. Asalnya kalender Romawi dengan sistem bulan kemudian diubah menjadi sistem matahari/syamsiyah, pada tahun 47 SM. Setahun terdiri atas 365 hari lebih 6 jam atau 365 ¼ hari. Setiap 4 tahun dijadikan tahun kabisat, yakni dengan menambah satu hari pada bulan terpendek (Februarius). Bulan Februari yang berumur 28 hari, ditambah satu hari menjadi tanggal 29.

Senat Romawi mengabadikan nama Julius sebagai ganti nama bulan ketujuh (sebelumnya Quintilis), sebagai penghormaan atas jasa Julius Caesar. dan disebut kalender Julian. Selanjutnya, Kaisar Augustus merevisi tahun kabisat sejak 8 SM – 8 M. Nama bulan Sextilis diganti menjadi Augutus, dan umur bulan menjadi 31 hari. Umur bulan ada yang 31 hari, yaitu Januarius, Martius, Maius, Julius, Augustus, October dan December; lainnya berumur 30 hari, kecuali Februari pada tahun biasa 28 hari dan pada tahun kabisat berumur 29.

Riwayat Nama 12 Bulan 7 Hari
Nama-nama bulan dan hari pada kalender Masehi diambil dari kepercayaan Romawi Kuno. Januari dari nama dewa Janus (dewa bermuka dua, wajahnya menghadap ke muka dan sebelah ke belakang). Februari dari bahasa Latin Februo, artinya menyucikan jiwa atau upacara membersihkan jiwa bangsa Romawi. Maret dari nama Mars (dewa perang). April dari bahasa Latin Aperto, artinya terbuka, terkembang. Disebut juga Easter, nama dewa musim panas. Mei dari nama Maia yakni putri dewa Atlas. Juni dari nama Juno, salah satu dewa Romawi. Juli dari nama Julius Caesar, atas jasanya menyusun kalender Masehi. Augustus dari nama Kaisar Augustus, yang telah menyempurnakan tahun kabisat.

Selanjutnya September dari bahasa Latin sextilis (tujuh), asal nama bulan ketujuh, berubah menjadi nama bulan kesembilan.. Perubahan nama tersebut menjadi salah kaprah dalam penyebutan bulan selanjutnya. Octo, Novem dan Decem (bahasa Latin, artinya 8,9, 10). Akhirnya diubah menjadi nama bulan kesepuluh, kesebelas dan kedua belas.

Kaisar Constantinus sebagai Kaisar Romawi pertama beragama Kristen, pada tahun 321 M, mengenalkan nama-nama hari dalam 7 hari. Disandarkan pada kepercayaan Kristen bercampur kepercayaan Yahudi dan Romawi Purba. Sebetulnya pembagian sepekan dalam tujuh hari dilakukan oleh bangsa Assyria (Irak Utara) dan Yahudi di Timur Tengah. Mereka percaya bahwa tujuh benda langit berpengaruh pada kehidupan di bumi.

Pengaruh benda langit itu berganti dari jam ke jam dari yang terjauh Saturnus sampai yang terdekat, yakni bulan. Oleh sebab itu hari pertama disebut Saturday (hari bintang Saturnus). Memang, bila kita hitung mundur sampai tahun 1 Masehi, maka tanggal 1 Januari bertepatan pada hari Sabtu.

Pengaruh benda langit pada jam kedua Jupiter lalu disusul Mars, Matahari, Venus, Merkurius dan Bulan, Saturnus dan seterusnya berulang. Jam pertama berikutnya dipengaruhi matahari, dalam bahasa Inggris disebut Sunday (hari matahari). Monday (hari bulan), Tuesday dari Tyr, dewa perang. Wednesday dari Woden, dewa suci. Thursday, dari nama dewa Thor (dewa halilintar) dan Friday dari Freya yakni dewa perkawinan.

Adapun kalender atau tarikh Masehi yang dipakai dewasa ini tahun pertamanya dimulai dari tahun (yang dianggap) kelahiran Isa al-Masih; yang diputuskan oleh Pimpinan gereja Roma, Dyonsius Exiguus pada tahun 525 M. Disebut kalender Masehi artinya kalender yang disusun oleh pemimpin agama Kristen, berdasar keyakinan agama Kristen.

Pada masa Paus Gregorius VIII dilakukan koreksi lagi terhadap kalender Julian. Paus dibantu Lilio Ghiraldi alias Aloysius Lilius (ahli astronomi dan fisika) dan Christoper Clavius (ahli matematika). Mereka menghitung siklus matahari, diketahui secara akurat bahwa satu tahun lamanya 365,242199 hari (365 hari, 5 jam, 48 menit, 46 detik). Padahal, pada kalender Julian 365 ¼ hari (365 hari, 6 jam). Jadi perbandingan keduanya selisih 11 menit.

Paus Gregorius memutuskan untuk mengurangi kalender Julian, bahwa bulan Oktober 1582 akan dikurangi 10 hari. Jadi, ketika hari Kamis tertanggal 4 Oktober 1582, maka besoknya (bukan tanggal 5 Oktober) tetapi ditetapkan menjadi tanggal 15 Oktober. Tahun kabisat tidak berdasar rumus angka tahun dibagi empat, tetapi dihitung bila angka tahun habis dibagi 400. Misalnya tahun 1400 bukan tahun kabisat; justru tahun 1600 menjadi tahun kabisat, karena 1600 habis dibagi 400.

Penanggalan ini diberi nama Kalender Gregorian. Awalnya hanya dipakai terbatas di kalangan penganut Katolik Roma. Kemudian diikuti Spanyol, Portugis, Jerman, Belanda dan Perancis. Penganut Protestan menggunakan kalender ini sejak tahun 1700.

Ratu Elizabeth I memerintahkan penerbitan kalender di London tahun 1571 oleh Watkin’s & Robertts. Inggris dan koloninya di Amerika baru tahun 1752 mengikuti kalender Gregorian, dengan merevisi 11 hari, bahwa tanggal 2 September esoknya dinyatakan 14 September 1752. George Washington yang lahir 11 Februari 1731 (1742 ?), setelah tahun 1752 hari ulang tahunnya berubah menjadi 22 Februari.

Di Amerika berkembang penerbitan almanac, yang memuat himpunan informasi, hari, pecan, bulan, tahun, waktu terbit matahari dan bulan, info astronomi, kewilayahan, data sejarah, ramalan hari baik, buruk dan sebagainya. James, saudara Benyamin Franklin menerbitkan almanac tahun 1728. Tahun 1752 Benyamin Franklin menerbitkan “Poor Richard Almanac”. Setidaknya 25 tahun karya itu amat laris di pasaran dan menjadi sumber kekayaan serta pengaruh Yayasan Franklin.

Perancis menggunakannya sejak 1582, tetapi saat Revolusi Perancis berganti Kalender Revolusi 24 November 1793. Napoleon Bonaparte menggantinya dan kembali menggunakan kelender Gregorian di depan Senat tanggal 9 September 1805.

Jepang tahun 1873, dengan angka tahun kalender Jepang yang disebut Syowa. Rusia sejak tahun 1918, kemudian diganti Kalender Revolusi Bolsheviks. Tahun 1940 kembali menggunakan kalender Gregorian.

Cina tahun 1912, tetapi tetap menggunakan perhitungan gabungan sistem bulan-matahari, yakni kalender qamariyah dengan memperhitungkan musim. Kalender Cina ada tahun matahari (Yang-lek) dan tahun bulan (Im-lek). Tak heran, bila tahun baru Imlek ditandai hujan, karena memang dihitung berdasar sistem musim tadi. Yunani menggunakannya sejak tahun 1924 dan Turki sejak 1927 semasa Kemal Ataturk.

Kalender Julian telah mengalami beberapa perubahan. Kalender Gregorian dari nama Paus Gregorius dengan Tahun Masehi inilah yang kini menjadi penanggalan internasional berlaku di seluruh dunia.

Kalender Indonesia

Penerbit Balai Pustaka pernah menerbitkan Almanak Rakyat bertajuk Volk Almanak, berbahasa Melayu/Indonesia dan berbahasa daerah Jawa, Sunda dan lainnya. Pihak swasta juga aktif menerbitkan. Misalnya, Almanak Nasional, tahun 1951. Dalam bahasa Jawa, ada Almanak Maha Dewa, 1951 dan Almanak Dewi Sri, 1971, Penerbit UP, Yogyakarta. Di Banda Aceh diterbitkan Almanak Umum tahun 1959, oleh penerbit Atjeh Press Service.

Dalam kalender berbahasa Indonesia penamaan bulan mengikuti Masehi, tetapi nama hari mengikuti urutan angka Arab. Ahad/Minggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jum’at dan Sabtu. (Ahad, Isnain, Tsulatsa, Arba’ah, Khamsah, Sittah (Jum’ah), dan Sab’ah). Hari keenam mendapat nama khusus dari Allah, agar kaum muslimin menunaikan ibadah berjama’ah (QS Jum’ah: 9).

Penamaan hari Minggu dari bahasa Portugis Dominggo artinya hari Tuhan, yakni berkenaan dengan kepercayaan penganut Kristen bahwa pada hari itu Tuhan Pencipta alam beristirahat dan pada versi lain sebagai hari Yesus bangkit.

Demikian sekilas riwayat kalender Masehi, disusun berdasar kepercayaan Mesir Purba, Romawi Purba, yang dirumuskan (diubah dari sistem bulan ke sistem matahari) oleh Julius Caesar dan pakar astronomi. Kaisar Constantinus memasukkan nama hari yang diserap dari kepercayaan rakyat Mesir Purba dan Romawi Purba, Kristen dan Yahudi. Paus Gregorius telah menyempurnakannya dan dipakai oleh masyarakat dunia. Penggunaan kalender Masehi dibuat untuk kepentingan kepercayaan agama Kristen: tentang hari lahir al-Masih, Paskah, kebangkitan Yesus.

Setiap muslim hendaknya dapat teliti dalam kehidupan sehari-harinya. Bahwa nama bulan pada kelender Romawi, ternyata dipengaruhi kepercayaan masa purba yang tidak sesuai dengan aqidah tauhid. Yang benar dapat diambil, yang batil ditinggalkan.***
Well, saya cuman bisa bilang wallahu alam.. dan sebaiknya saudara/i ku seiman (kayak ceramah, haha) mungkin kita lebih bisa memaknai penanggalan tahun Hijriyah yang sudah jelas sejalan dengan Tauhid. Wallahu alam..