30.4.08

Zona Kenyamanan















Dulu kupunya zona kenyamanan,

Tempat yang kutahu aku tak mungkin gagal.
Empat dinding kerja sibuk yang sama,
Sungguh lebih seperti penjara
Aku begitu rindu melakukan hal-hal yang belum pernah kulakukan sebelumnya,
Tapi aku tetap tinggal di dalm zona kenyamananku,
Dan menapaki lantai yang sama.

Kukatakan itu tak masalah,
Bahwa aku tidak melakukan banyak.
Kukatakan aku tak begitu peduli akan hidup enak dan sejenisnya.
Kubilang aku terlalu sibuk,
Dengan hal-hal dalam zonaku.
Tapi jauh di lubuk hati,
aku merindukan sesuatu yang spesial dari diriku sendiri.

Ku tak rela membiarkan hidupku berlalu,
Hanya melihat orang-orang lain menang.
Kutahan napasku dan melangkah keluar,
Tuk membiarkan kesempatan mulai.
Kuambil langkah dan dengan kekuatan baru
yang belum pernah kurasakan sebelumnya.

Kuberikan cium selamat tinggal pada Zona kenyamananku,
Lalu menutup dan mengunci pintunya.

Jika kau berada dalam zona kenyamanan,
Takut tuk melangkah keluar,
Ingatlah bahwa semua pemenang,
Pada suatu waktu dipenuhi keraguan.
Satu atau dua langkah,
dan kata-kata pujian,
Sanggup membuat impian-impianmu menjadi nyata.
Sapa masa depanmu dengan senyuman,
Keberhasilan ada disana bagimu.

-ANONIM
Dikutip dari buku "The Millionaire In You"
Karya Michael LeBoeuf, Ph.D.

If I could turned back time..

If I could turned back time...aku ingin balik, sehari aja. ke hari kemaren, ke tanggal 29 April, kemaren setahun sudah..hahaha..

I dedicated this writing to enjel, riris and Mr.J :)
Ingatkah kalian apa yang terjadi setahun yang lalu????
Aaaarrghhh...!!! mana bisa aku lupa!!! s**t!!! padahal enjel udah sms ke aku, tapi ga aku respon, malah aku sampek mikir "iseng banget ni orang.."...ternyata..o ternyata...HARI ISENG SEDUNIA JATUH TEPAT PADA HARI ITU!!! TGL 29 APRIL, dan sudah setahun berlalu sejak kejadian itu.

Rencana traktiran ke J ga pernah ter realisasi, sok sibuk si J, padahal masi ada anak2 innocent ini yang selalu punya niat mulia untukmu. o' J...(o'drama...)

Nyari2 arsip setaun yang lalu kok ga nemu2 ya...next time I'll posted it. ;)

For J : thanks a lot!

Heart v Mind

Hidup memang membingungkan.
Betapa tidak, aku terus di kuasai oleh logika dan hati pun tidak mau kalah. Otakku saat ini berpikir bagaimana untuk terus tegar bertahan (terkadang demi gengsi) tetapi hati ikut campur dengan mengatakan "kamu tidak seharusnya seperti itu, dia juga manusia kan?"

Tapi sejujurnya hari-hariku selalu diwarnai dengan pertengkaran antara hati dan otak itu. Aku tidak tahu bagaimana harus memenangkan keduanya.

Seperti yang terjadi hari ini. Seorang teman telah mengecewakanku dengan melanggar janji makan bareng siang ini. Aku diam saja, sebelum dia bergerak untuk memberi penjelasan. Akhirnya dia melakukannya. Dia minta maaf karena ketiduran dan telah melewati batas waktu janji kita.

Logika bilang, tidak seharusnya kan dia mengatakan itu kepadamu,
karena dirimupun tidak pernah melanggar janji bertemu hanya dengan dalih ketiduran.

Hatiku bergejolak, dia juga manusia biasa-yang pastinya tak sebaik dirimu dalam mengatur waktu.

Dan siapa yang harus kumenangkan.
Akhirnya, aku hanya cukup mengatakan "tat's OK!".
Tak kuberi kata-kata lain..karena kupikir aku tidak harus ikut-ikutan berdalih.
Dan sudahlah…hanya itu yang bisa membuatku terlihat bertahan terhadap logika sekaligus memenangkan hati yang cinta damai.
Aku harus cukup kuat bahkan untuk hal sepele seperti itu.

29.4.08

Ayah Juga Lupa - W Livingstone Larned

Dengar, Nak: Ayah mengatakan ini pada saat kau terbaring tidur, sebelah tangan kecil merayap di bawah pipimu dan rambutmu yang keriting pirang lengket pada dahimu yang lembab. Ayah menyelinap masuk seorang diri ke kamarmu. Baru beberapa menit yang lalu, ketika Ayah sedang membaca koran di ruang perpustakaan, satu sapuan sesal yang amat dalam menerpa. Dengan perasaan bersalah Ayah datang masuk menghampiri pembaringanmu.

Ada hal-hal yang Ayah pikirkan, Nak: Ayah selama ini bersikap kasar kepadamu. Ayah membentakmu ketika kau sedang berpakaian hendak pergi ke sekolah karena kau cuma menyeka mukamu sekilas dengan handuk. Lalu Ayah lihat kau tidak membersihkan sepatumu. Ayah berteriak marah tatkala kau melempar beberapa barangmu ke lantai.

Saat makan pagi Ayah juga menemukan kesalahan. Kau meludahkan makananmu. Kau menelan terburu-buru makananmu. Kau meletakkan sikumu di atas meja. Kau mengoleskan mentega terlalu tebal di rotimu. Dan begitu kau baru mulai bermain dan Ayah berangkat mengejar kereta api, kau berpaling dan melambaikan tangan sambil berseru, “Selamat jalan Ayah!” dan Ayah mengerutkan dahi, lalu menjawab “Tegakkan bahumu!”.

Kemudian semua itu berulang lagi pada sore hari. Begitu Ayah muncul dari jalan, Ayah segera mengamatimu dengan cermat, memandang hingga lutut, memandangmu yang sedang bermain kelereng. Ada lubang-lubang pada kaus kakimu. Ayah menghinamu di depan kawan-kawanmu, lalu menggiringmu untuk pulang ke rumah. Kaus kaki mahal – dan kalau kau yang harus membelinya, kau akan lebih berhati-hati! Bayangkan itu Nak, itu keluar dari pikiran seorang Ayah!

Apakah kau ingat, nantinya, ketika Ayah sedang membaca di ruang perpustakaan, bagaimana kau datang dengan perasaan takut, dengan rasa terluka dalam matamu? Ketika Ayah terus memandang koran, tidak sabar karena gangguanmu, kau jadi ragu-ragu di depan pintu. “Kau mau apa?” semprot Ayah.

Kau tidak berkata sepatah pun, melainkan berlari melintas dan melompat ke arah Ayah, kau melemparkan tanganmu melingkari leher dan mencium Ayah, tangan-tanganmu yang kecil semakin erat memeluk dengan hangat, kehangatan yang telah Tuhan tetapkan untuk mekar di hatimu dan yang bahkan pengabaian sekalipun tidak akan mampu melemahkannya. Dan kemudian kau pergi bergegas menaiki tangga.

Nah, Nak, sesaat setelah itu koran jatuh dari tangan Ayah, dan rasa takut yang menyakitkan menerpa Ayah. Kebiasaan apa yang sudah Ayah lakukan? Kebiasaan dalam menemukan kesalahan, dalam mencerca – ini adalah hadiah Ayah untukmu sebagai seorang anak lelaki. Bukan berarti Ayah tidak mencintaimu; Ayah melakukan ini karena Ayah berharap terlalu banyak dari masa muda. Ayah sedang mengukurmu dengan kayu pengukur dari tahun-tahun Ayah sendiri.

Dan sebenarnya begitu banyak hal yang baik dan benar dalam sifatmu. Hati mungil milikmu sama besarnya dengan fajar yang memayungi bukit-bukit luas. Semua ini kau tunjukkan dengan sikap spontanmu saat kau menghambur masuk dan mencium Ayah sambil mengucapkan selamat tidur. Tidak ada lagi masalah malam ini Nak. Ayah sudah datang ke tepi pembaringanmu dalam kegelapan, dan Ayah sudah berlutut di sana dengan rasa malu!

Ini adalah sebuah rasa tobat yang lemah; Ayah tahu kau tidak akan mengerti hal-hal seperti ini kalau Ayah sampaikan padamu saat kau terjaga. Tapi esok hari Ayah akan menjadi Ayah sejati! Ayah akan bersahabat karib denganmu, dan ikut menderita bila kau menderita, dan tertawa bila kau tertawa. Ayah akan menggigit lidah Ayah bila kata-kata tidak sabar keluar dari mulut Ayah. Ayah akan terus mengucapkannya; kata ini seolah-olah sebuah ritual: “Dia cuma seorang anak kecil – anak lelaki kecil!”

Ayah khawatir sudah membayangkanmu sebagai seorang lelaki. Namun, saat Ayah memandangmu sekarang, Nak, meringkuk berbaring dan letih dalam tempat tidurmu, Ayah lihat bahwa kau masih seorang bayi. Kemarin kau masih dalam gendongan ibumu, kepalamu berada di bahu ibumu. Ayah sudah meminta terlalu banyak, sungguh terlalu banyak.

Dikutip dari buku How To Win Friends and Influence People - Dale Carnegie

Thanks Dad

Once I get Confused... :(

Sedari tadi, seharian, kosong, ga ngerjain apa-apa kecuali browsing, nongkrong di kaskus, ataw update berita terbaru di MP [emang ada???]-nu stuff maksutnya..hehe.. :D
Males banget rasanya ga ngerjain apa-apa. sesekali ku tengok mt4, ga ada yang menarik, chart bolak-balek mondar-mandir gitu2 aja, profit ga bisa maksimal. henfon tergeletak begitu saja, tidak ada telfon, tidak ada sms, kecuali terakhir aku sms ke siz, minta tolong sesuatu yang ternyata dia pun ga bisa nolongin. sabaar.. :)

Kali ini posisi leptop pindah t4, karena capek duduk dengan bahu lurus terus-terusan dari tadi, leptop ku pindah ke t4 tidur, biar sedikit lebih santai di depan komputer. Kali ini sudah cukup bosan dengan aktivitas itu-itu saja, kurebahkan tubuhku begitu saja, tidak lama setelahnya, henfonku bergetar, lantunan intro Bella Luna nya Jason Mraz terdengar, belum sempat kulihat siapa yang menelfon, aku tahu, pasti papa. dan yap! papa nelfon..yippie!!!

Sejak awal, aku tahu, kemana aku harus bercerita selain kepada Tuhan,
Sapaan hangat sedikit bergurau dari papa, aku selalu suka bagian awal pembicaraan kita, dia akan berlagak seperti berbicara dengan seorang resepsionis meminta di sambungkan dengan anaknya yang bernama Indri, dan sekali seperti itu, aku pasti akan menjawab, ya, saya sendiri.ada yang bisa saya bantu??? hehe..

Selanjutnya, dia pasti bertanya, kamu di mana? seharian ngapain aja? topik pembicaraan tadi adalah next trip nya dia, haha...maksutnya perjalanan dinas selanjutnya, dia juga selalu ada waktu bercerita padaku bahkan ttg hal-hal sepele seperti itu, tidak jarang kita bergosip ttg teman kantornya ataw teman2 kosanku, haha...namun di balik semua itu, kebijaksanaan seorang ayah tidak pernah ia tinggalkan, selalu ada sesuatu yang harus ia katakan ttg makna dari semua yang kita alami, di balik candaan itu.

Kali ini, aku sedikit bercerita ttg keraguanku, ttg prioritasku yang masih coba kujalankan dengan konsistensi diri, sesekali aku mengeluh, selalu saja dia jawab dengan candaan, dan itu tidak membuwatku down, justru membuatku semakin kuat.
Ayah, seperti idealisme ku, banyak prinsip yang ku pegang tidak jauh dari apa yang pernah ia tanamkan padaku, sehingga setiap kali ada yang mencoba menggoyahkanku, aku selalu bisa dikuatkan olehnya, tanpa membelakangi pola pikirku sendiri tentang apa atau siapa yang seharusnya aku lihat dan dengar.

Siapapun yang pernah bilang, ini hidupmu ndri, yang menentukan adalah dirimu, bukan diriku, ayah-atau ibumu. ya, ini memang hidupku, tapi aku tahu siapa yang seharusnya aku dengar dan siapa yang seharusnya kupertimbangkan untuk ku jadikan panutan. Dia masih ayahku, sampai saat ini. Idealismenya masih terlalu sempurna untuk ku retakkan, karena sampai saat ini aku tidak mungkin bisa menjadi apa-apa tanpa dia. Ayah...terima kasih...


I do know what I've done... :)

such a lonely day

"Lonely Day"
***

Such a lonely day...
And it's mine ..The most loneliest day of my life... Such a lonely day... Should be banned... It's a day that I can't stand ...The most loneliest day of my life... The most loneliest day of my life...
Such a lonely day ...Shouldn't exist It's a day that I'll never miss... Such a lonely day... And it's mine...
The most lonelinest day of my life...
And if you go, I wanna go with you... And if you die, I wanna die with you ...Take your hand and walk away ... The most loneliest day of my life...
The most loneliest day of my life...
The most loneliest day of my life...
Life Such a lonely day... And it's mine...
It's a day that I'm glad I survived

....


It really such a lonely day, a lonelinest day of my life...ga taw perasaan kek gini tiba2 dateng lagi, gara2 abis ngecewain satu orang, dua kali berturut2 dalam tenggang waktu yang tidak lama. Kadang aku bingung, kenapa aku harus menjadi orang yang tegaan, sekaligus menjadi orang yang enggak tegaan. Aku tidak ingin memenangkan keduanya, andai saja hanya salah satunya yang kumiliki..

Still, such a lonely day, kosong banget. Yang aku miliki saat ini hanya Tuhan, dan hati nurani. Ucap maaf sudah ku haturkan, sekali, tapi itu tulus, aku jamin. Ga ada jawaban, semoga maafku di terima. Kali ini kusingkirkan egoku, biarkan menjadi orang yang seharusnya di salahkan, karena enggak bisa jadi temen yang baik. Maafkan aku...

and it still..such a lonely day...

1st Posting

Posting Perdana ini...si saat aku lagi suntuk banget, lagi denger lagu....lagu....ga taw lagu apa, cuman terdengar samar-samar dari kamar salah satu anak kosan. pokoknya lagu indo.
Well, it such a terrible day! udah ngecewain seorang temen semalam, parahnya, sampek ke bawa mimpi diriku. yah, Im the only one to blame. so you can put the blame on me, you can put the blame on me, and I can only say sorry for this.

Ini sebenernya bukan blog pertamaku di blogspot, sebelumnya udah ada ex-BOOK yang di buat khusus utk memenuhi tugas mata kuliyah. isinya pun related to what we have to do, selling something, gitu2 lah..

Kalo blogging sendiri, this is absolutely not my first time. I've had another about 3 or 4 blog wherever on the network. Grounded by "iseng" thought. haha...Dan yang satu ini, iseng juga, gara2 liyat blog temen, jadinya pengin ngeblogging di blogspot juga. hehe...motifnya ga mutu ah!

Well, dengan ini aku resmi membuka blog ini. haha [apaan coba].
*ngayal, sambil gunting pita*