23.4.10

It's been a year since graduation.

Remembering a year ago today.
Tepat tanggal 22 April 2009, aku berolak ke Malang untuk mengurusi persiapan wisuda yang akan berlangsung 2 hari setelahnya. Setelah sehari sebelumnya menerima kabar dari FEB-UGM tentang kelulusan saya masuk kelas reguler. Semua begitu kebetulan bagi saya karena pasca tanggal 26 April 2009 saya langsung bertolak ke Yogyakarta untuk persiapan program magister. Kelas akan dimulai 4 Mei 2009 dan harus menyelesaikan persoalan administrasi seminggu sebelumnya, jadi 26 April bertolak ke Yogyakarta benar-benar suatu kebetulan. Luckily, karena ayah-ibu dan adik bisa ikut sekalian liburan di Jogja selama seminggu. Bener-bener such an accident, tough I believe nothing happened accidently.

Setelah setahun berlalu. Hari ini, 23 April 2010, saya kembali menginjakkan kaki ditanah Makassar, tidak ada yang istimewa, saya hanya merasakan kebetulan lagi, kok bisa tepat setahun saya meninggalkan rumah dan kota ini??

I just always have intention and conviction that I'll make everything comes right the way I thought and it will happen right the way it was thought to be. God, Thanks a bunch! *wink*

19.4.10

numpang lewat

EVIEWS makes me CONFUSE. nyari data suku bunga deposito. gimana interpretasi Granger? minus tiga hari. homesicknes.

16.4.10

end up w/ Theories dan ketakukan akan "post-busy syndrome"

Sabtu, akhir pekan minggu ini semua teori akan berakhir disana, ditutup dengan Ekonometrika dan setumpuk tugas akhir yang akan menyita waktu liburan. Tidak ada masalah serius dengan hal itu, yang penting aku punya waktu yang cukup untuk liburan diakhir semester ini. Sabtu, akhir pekan ini semua teori akan habis, semoga tidak ada yang terlewat dan terlahap dengan baik, sehingga bisa berguna diujian akhir yang berlangsung seminggu setelahnya. Setelah sabtu, pekan ini tidak ada lagi buku-buku tebal yang terbeli dengan terpaksa, tidak ada lagi jurnal-jurnal yang terbaca dengan terpaksa, dan tidak ada lagi malam-malam yang penuh tekanan dengan terpaksa. Well, yang paling penting adalah tidak ada lagi presentasi-presentasi hasil bacaan satu malam yang dilakukan dengan terpaksa. Maksudku tidak benar-benar "terpaksa". Aku melakukan semua itu untuk meraih hasil yang baik, agar perasaan bahwa aku telah menyianyiakan waktu, tidak akan mengganggu nantinya. Harapku... hasilnya maksimal, aammiiin.. satu lagi, tidak ada pengulangan, karena aku tidak rela harus mengulang satu mata kuliah hanya karena tidak serius. Hmm... sebenarnya aku agak tidak terlalu serius pada beberapa mata kuliah, tapi aku pikir cukup bijaksana melakukan segalanya dengan cerdas, mengakali kelemahan dosen, dan bersikap seakan benar-benar tahu : poker face, kau banyak membantu belakangan ini :D

Berakhir dengan teori, means aku akan berpisah dengan semua keterpaksaan yang menyita, means,, aku akan punya banyak sekali kesempatan dengan segala kerelaan untuk menghabiskan waktu semau hatiku, tidak ada yang mengikat, silabi atau arahan akademik, hanya butuh dukungan dari orang tua dan lingkungan. Kerelaan dan keleluasaan itu pada dasarnya adalah tantangan terbesar setelah semua ini, karena satu-satunya lawan yang akan dihadapi adalah diri sendiri,dan saya tidak tahu kapan diri saya akan bersikap mendukung atau bahkan bermalas-malasan mengahadapi tugas akhir, oh thesis.. bersikaplah semanis mungkin, agar aku betah mnungguimu sampai tidak tidur sekalipun.

Tantangan terbesar akan melibatkan "post-busy syndrome". Hal ini terjadi atas ulah kesibukan yang luar biasa karena sistem selama tepat setahun terakhir, lalu tiba-tiba tak tahu harus mengerjakan apa, maksudku, keharusan apa, kalau sudah seperti ini kecenderungannya adalah balas dendam, merasa sudah benar-benar merdeka dan pantas mendapat waktu istirahat yang dianggap perlu cukup panjang sehingga menyianyiakan waktu 4 bulan untuk memaksimalkan pengerjaan tugas akhir. Hal ini sudah dialami oleh banyak sekali kakak kelas, yang sekarang masih sibuk dengan urusan tidur, jalan-jalan, nonton tivi, dan lain sebagainya, akibat kemalasan. Jika seperti ini, saya pikir aturan menjadi sangat perlu. Rambu-rambu menjadi penting, walau terkadang melanggar memberikan perasaan yang berbeda.

Anyways, akhir-akhir kuliah seperti ini, paling aku sukai. Mengapa? karena photo session ada disini. hehe... biasanya temen-temen yang tanggap membawa kamera disetiap pertemuan terakhir untuk setiap mata kuliah. Diakhir penutupan oleh dosen, salah satu dari kami meminta berfoto dulu sebelum semuanya menjadi sekedar kenangan pernah menjadi mahasiswa/i beliau. hehehe..

Selamat berjuang dijalan masing-masing kawan, jangan jengah, jangan lelah, sampai bertemu di Grha Sabha Pramana dengan sehelai baju gombrang, maybe August or September :)

Amiin, amiin, yaa Rabb al alaminn..

*) here they are...
workshop finance : bersama bp. Prof. Eduardus Tandelilin

Management Information System : bersama Prof. Jogiyanto HM

Strategic Management Adv. : bersama Prof. Harsono

14.4.10

Whats up?

When somebody asks, hows life doing? I said things doing very well. Ujian proposal thesis yang [alhamdulilah] cukup sukses tentunya dengan senjata utama "poker face", serta keterampilan merangkul ego bapak2 dosen yang terhormat. Selain beberapa proyek yang lancar, serta tumpukan tugas akhir yang mulai tercicil. Harus punya semangat lebih memang, yang cukup kuperoleh dari ngobrol dengan beberapa orang yang menyenangkan akhir-akhir ini. Alhamdulilah,, feel so much better.

Beberapa hari yang lalu ketika aku menghabiskan tidak banyak waktu mengudara di kampus, seorang teman bilang begini "Ndrie, banyak yang ingin kuceritakan padamu,,". It dont expect too much, hanya sekedar telinga yang siap mendengarkan, tapi aku sendiri punya kekhawatiran yang berlebihan kalau-kalau aku tak mampu menjadi pendengar yang baik, sekedar pendengar yang baik, disamping semua kebijaksanaan yang akan dia persepsikan berguna bagi dirinya. Aku harap cuman bisa membantu, dan memperoleh sesuatu yang positif dari semuanya, mungkin pelajaran dari sedikit perjalanan hidupnya.

Tepat seminggu yang lalu aku dapat pelajaran ini dari seorang pengelola jadwal mahasiswa dikampus : "kadang kalo kita terbiasa menjadi orang baik, kita dianggap bersalah ketika kita lalai sedikit saja-yang mungkin hanya karena lupa-melakukan sesuatu yang membantu". Aku hanya sempat mengangguk, semacam tanda setuju atas hal itu. Sebab setelah ini aku pasti dianggap bersalah karena lupa memberitahu bahwa proposal thesis harus dikumpulkan segera 2 hari sebelum ujian karena selama ini telah bersikap cukup baik telah membagi informasi sebanyak yang saya ketahui dan perlu saya bagikan. Untuk yang ini, bukan karena sengaja, saya betul2 lupa, dan saya mungkin akan dituduh telah bersikap jahat. and I may wont begging for apology, that was not my mistake.


Well, seharusnya saya sedang merasa gembira saat pertama kali menyelesaikan ujian proposal saya, yang artinya banyak :
- malam selasa yang angker telah berlalu,
- ketakutan akan cercaan setiap hari selasa akhirnya berakhir,
- insomnia regular tiap malam selasa ga akan terjadi lagi,
- tekanan untuk membaca banyak jurnal dalam semalam tidak ada lagi,
tapi saya mungkin akan merindukan semua itu, merindukan hari selasa yang selama 3 trimester ini "berdarah-darah".
Perasaan lega dan senang mendapati diri saya sukses membuat bapak-bapak dosen tidak banyak berkutik membuat saya ingin sesegera mungkin melontarkan perasaan saya ini, tapi situasi tidak memungkinkan untuk itu, dan sesuatu yang kamu pikirkan saat pertama kali akan berbeda pada saat kamu mencoba untuk memikirkannya di kali kedua, bukan?
Dan bukannya membayangkannya saja sudah sulit, iya kan?
Yang pasti semuanya memuaskan, sekali lagi Tuhan menunjukkan rahmatNya, thanks God, its wonderfull :)