7.5.08

Kisah kalian..

Bukan tentang Romeo dan Juliet yang di tulis oleh Shakespeare, bukan pula kisah Tristan dan Isolde, tapi bagiku kisah cinta paling dalam yang pernah aku kenal adalah kisah Ayah dan Ibu.

Aku lupa sejarah mereka jadian a.k.a pacaran, yang aku tahu, mereka bertemu di komplek perumahan yang waktu ayah tinggal bersama kakak tertuanya, dan ibu dengan suatu alasan tertentu di titipkan di rumah tantenya. Mereka saling kenal dan jalan bareng entah sejak kapan hingga sesuatu terjadi pada ibu ketika itu.

Suatu malam, ibu tiba-tiba bermimpi aneh, mimpi tersebut terus berlanjut pada ketakutan ibu yang luar biasa, dia kadang merasakan dengungan yang luar biasa pada telinganya, entah apa yang terjadi. sejak setelah mimpi malam itu, ibu jatuh sakit. hanya bisa terbaring di tempat tidur, terkadang tiba-tiba menjerit kesakitan, atau karena ketakutan melihat sesuatu di depannya, yang orang lain tidak bisa melihatnya.

Karena ibu sakit, dia tidak bisa di tinggalkan sendirian di rumah, padahal di rumah tantenya di komplek pandang2 itu semua orang beraktivitas, tidak ada yang sempat tinggal untuk menjaga ibu, akhirnya ibu di bawa ke rumah neneknya, yang berjarak 1 jam naek angkot dari rumah tantenya yang sebelumnya.

Ketika itu ayah dan ibu masih dalam status jadian, sejak mendengar kabar ibu sakit, ayah selalu menyempatkan diri mampir ke rumah nenek untuk menjenguk sepulang kuliah, kadang dengan kebandelan ayah, dia membawa motor vespa punya kaka iparnya tanpa bilang terlebih dahulu, alhasil setiap kali pulang, dia pasti dapat teguran.

Berlanjut ttg ayah, tidak hanya keluarga ibu saja yang berusaha agar ibu bisa sembuh, ayah tidak pernah absen setiap kali berkunjung kesana membawa sodaranya yang aku kenal dengan om mahmud yang kebetulan seorang parawat, mungkin bisa membantu, pikir ayah.

Rupanya, pihak dokter sendiri tidak menemukan alasan medis atas penyakit ibu, tapi toh ayah tetap rajin berkunjung ke rumah nenek untuk memeriksa kesehatan ibu, ataw sekedar menjaganya. Untuk waktu yang cukup lama ibu tidak bisa beranjak dari tempat tidur. Sebagian besar waktu ayah ia sempatkan untuk tetap ada di samping ibu, sekalipun ibu tidak sedang sadarkan diri. Ibu memang sering sadar, tapi dia tidak bisa apa-apa.

Sampai pada suatu ketika, ayah berkunjung ke rumah nenek seperti biasa untuk menjaga ibu. Nenek lalu memanggil ayah untuk membicarakan sesuatu.
"nak, kamu lihat sekarang keadaan wati seperti itu, kamu sudah dewasa, apakah kamu masih ingin menunggu dia? padahal sepertinya dia tidak ada harapan lagi untuk hidup?"
"iya bu, saya yakin, dia bisa sembuh.."
hanya itu jawaban ayah. Nenek hanya bisa tersenyum, dan bilang terima kasih nak.

Hari demi hari berlalu, akhirnya ibu bisa berangsur pulih dengan satu penyakit yang tidak bisa dihindari. Ia tidak lagi bisa mendengar. Sekalipun tubuhnya bisa berangsur membaik. Ibu memang kuat.

Setelah keadaan yang membaik, ibu kembali tinggal se komplek dengan ayah, ayah masih berusaha mencari cara agar ibu bisa sembuh. Kebetulan ibu juga dekat dengan kakak nya ayah. Dia selalu membantu, tidak sedikit tempat yang mereka datangi untuk mencoba menyembuhkan ibu, kalau dokter sudah angkat tangan, maka mereka mencari obat ke orang-orang 'pintar', tapi hasilnya masih nihil. Keluarga ibu pernah mencoba memasang alat bantu pendengaran untuknya, ibu memang berhasil mendengar, tapi ibu sering merasa kesakitan sendiri dengan alat itu, suaranya terlalu mendengung, katanya. alhasil, alatnya di cabut lagi.

Kala itu ayah masih belum menikah dengan ibu, tapi kedekatan antar kedua keluarga sangat erat. Sampai ketika ayah mengutarakan niat untuk meminang ibu kepada nenek, nenek kembali menanyakan pertanyaan yang sama ketika itu : kamu yakin nak, akan menikah? sanggup menjaga dia dalam keadaan seperti itu?
Ayah tetap pada pendiriannya : saya yakin bu, jawabnya.

Akhirnya mereka menikah, dan masih langgeng sampai saat ini, insya Allah_

Cerita ini aku dapat justru dari nenek, ayah atau ibu tidak pernah bercerita kepada kami tentang ini, ibu hanya pernah bilang begini : kalo kamu mencari pasangan hidup nanti, cari cowok yang seperti papamu.

Cerita ini aku dapat ketika berkunjung ke rumah nenek, ayah tidak sempat ikut karena banyak pekerjaan yang harus di selesaikan. sepulang dari rumah nenek, ketika bertemu ayah, aku cerita ttg semuanya. Ayah cuman bilang : tahu kenapa papa lakukan itu? karena papa tidak mau suatu saat nanti keturunan papa di khianati orang. aku hanya tersenyum, subhanallah...

-unknown-

Tidak ada komentar: