9.2.09

kompre?

Well, okay, besok lusa, saya kompre, rasa2nya bukan seswatu yang prestisius lagi. Semuanya serba mepet, merengek2 minta kompre dengan tampang memelas yang sumpah bukan saya banget sampek ngurus2in segala macam hal, urusan administrasi sampek dosen pembimbing juga butuh perjuangan yang tidak ringan (kali ini saya baru ngeh, kenapa kemaren samin bilang 'melelahkan'), emang iyya, dan urusan administrasi wisuda yang menunggu didepan nantinya akan lebih melelahkan dari yang ini.

Kembali ke atas. Mengapa saya bilang, rasa2nya tidak lagi prestisius?? secara, maw kompre juga maksa. Iya, maksa dosen pembimbing biar saya bisa kompre sesegera mungkin, bukan keinginan dia, tapi keinginan saya. Besides, sejak keputusan fixed yang sumpah amit2 susahnya minta acc dengan waktu saya bisa melakukan kompre itu hanya berjeda sehari. Tidak ada yang bisa saya khawatirkan, yang ada di otak saya hanya... gimana saya bisa menyelesaikan segala macam urusan admin nan ribet, serta ppt yang belom siap. All in a rush, jadinya tidak ada waktu bagi saya untuk merasa tegang dan memikirkan bagaimana saya harus menjawab jika ditanya2 ketika ujian nanti. Tidak lagi sempat, yang ada, capek, istrirahat, dan ujian aja.. gitu aja..

Tidak seperti teman2 yang laen, punya jeda waktu seminggu biasanya sebelum maju ujian, mereka punya banyak waktu untuk membaca lagi soal teori2 yang diangkat dalam topik skripsi, ataw soal statistik jika ditanya macam2, soal metpen, atau implikasi dan saran yang 'menukik' (istilah dosen saya). Selaen itu.. ada jeda waktu pulak, untuk melakukan ritual percobaan presentasi mungkin, padahal, I bet (semua temen2 juga bilang sih), tidak ada yang akan peduli maw presentasi sekeren, semantap, seapapun juga, engga akan diliatin sama dosen penguji, apalagi dosen pembimbing. Nah..sebenernya yang esensi adalah.. ngerasain deg-deg annya dengan jeda waktu yang ada akan lebih kental, itu yang membuat sebuah ujian komprehensif atau sidang skripsi terasa prestisius, menegangkan. I think so..

Wejangan dari dosen pembimbing cuman satu, YAKIN, sekalipun salah, pokoknya berusaha aja meyakinkan apa yang kamu pahami (kalo yang ini tambahan dari saya), seperti istilah Danil, jago2an bersilat lidah aja lahh.. kata papa juga gitu. Kalo kata temen sebelah yang udah pindah kosan dulu, pEdE aja. Karena suatu saat kamu ragu, dosen penguji justru akan terus mengejar.
Hemm.. well, seburuk apapun yang ditanyain, paling tidak jika tulisan itu emang yang ngerjain diri kita, kenapa harus khawatir tidak bisa menjawab apapun yang ditanyakan, yang penting kita punya pandangan, dan punya kosa kata yang cukup lumayan untuk berargumen dengan orang2 sok pintar yang sedang duduk dihadapan kita ketika ujian. hehehe..

Intinya, keyakinan diri. Urusan hasil akhir... saya tipikal pragmatis, tentu saja harus saya pikirkan, dan itu hal yang cukup penting.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

gmana hasilna???

Ndrie mengatakan...

beluumm..besok baru ujian..
pasti sy posting kok,
maw bagus, maw jelek, akan saya posting.
hehe :D