11.12.11

Dunia abstrak : catatan pertama

Aku ingin mengabarkan ini kepada jiwa yang khawatir ketika aku ragu. dia yang berusaha meyakinkan bahwa kita harus sama-sama belajar, mengerti dan memahami. bahwa ada keputusan yang akan dijaga hingga ijab benar-benar terkabul.

Aku menyayangimu dengan sederhana, sesederhana do'a-do'a penuh harap yang kusematkan dipucuk sholat yang ku tunai : yang terbaik bagimu, yang terbaik bagiku, semoga itu kita.

Aku menyayangimu seperti adanya. Karena perasaan ini tidak akan mengubah kondisi apapun dari kita kecuali seperti ada bunga yang merekah dalam hati kita dan disiram dengan baik tiap saat kita bertemu. Perlu kau ketahui semestaku tidak pernah berubah ketika mengenalmu, temanku masih sama sebelum dan setelah mengenalmu, makanan favorit juga masih sama (meskipun sebenarnya tidak ada), caraku berbicara dan bersikap juga masih sama seperti sebelum mengenalmu. Bukankah kita sama-sama sedang belajar saling memahami dan mengerti? Aku mengerti dirimu, kau mengerti diriku, dan semesta kita masing-masing. << baris ini untuk yang pernah protes ketika saya merindukan orang lain bukan dia.

Ada lagi yang ingin kukabarkan, tapi nanti jika ijab benar-benar terkabul. Karena sudah pernah kubilang, aku takut menyesal, dan menyesal selalu dibelakang. Aku bahagia hari ini, entah hari esok.

~ suatu saat di bulan September

Tidak ada komentar: